Jika Aturan Baru Berlaku, Facebook Larang Pengguna Australia Berbagi Berita di Linimasa
Cyberthreat.id - Facebook berencana memblokir media massa dan warga Australia membagikan tautan berita di platformnya (termasuk Instagram), jika pemerintah setempat memberlakukan proposal yang mewajibkan raksasa sosial media itu untuk membayar ke media.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Pelaksana Pelaksana Facebook Australia dan Selandia Baru Will Easton di blog resmi Facebook pada Senin (31 Agustus 2020).
Menurut Easton, Australia sedang menyusun peraturan baru yang salah memahami dinamika internet dan akan merusak perusahaan media yang coba dilindungi oleh pemerintah. Menurutnya, aturan baru itu mengabaikan fakta-fakta penting, terutama hubungan antara media berita dengan media sosial, termasuk siapa yang paling diuntungkan.
"Dengan asumsi draf ini menjadi undang-undang, kami akan dengan enggan berhenti mengizinkan penerbit dan orang di Australia membagikan berita lokal dan internasional di Facebook dan Instagram. Ini bukan pilihan pertama kami, ini yang terakhir. Ini adalah satu-satunya cara untuk melindungi dari hasil yang menentang logika dan akan merugikan," katanya.
Dilansir dari The Verge, aturan baru yang sedang digodok itu berasal dari penyelidikan tahun 2019 yang menyimpulkan bahwa raksasa teknologi seperti Facebook dan Google mengambil bagian terlalu besar dari pendapatan iklan online dari perusahaan media di Australia.
Bendahara Negara Australia lantas meminta Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (Australian Competition and Consumer Commission/ACCC) untuk mengembangkan kode etik sukarela yang akan memaksa platform untuk membayar perusahaan media.
ACCC mengatakan kepada pemerintah bahwa tampaknya "tidak mungkin" kesepakatan sukarela dapat dicapai.
Dalam rancangan aturan baru itu, Google dan Facebook harus memberikan pemberitahuan sebelumnya kepada penerbit tentang perubahan pada algoritma mereka, dan akan dikenakan sanksi jika tidak aturan itu tidak dipatuhi. Kedua perusahaan itu telah menyatakan menolaknya.
Facebook menolak anggapan ACCC yang menyimpulkan perusahaan itu paling diuntungkan dalam hubungannya dengan penerbit. Menurut Facebook, media justru diuntungkan karena mendapat lalu lintas trafik lantaran tautan berita mereka muncul di beranda Facebook.
"Berita mewakili sebagian kecil dari apa yag dilihat orang di Kabar Berita mereka dan bukan sumber pendapatan yang signifikan bagi kami. Namun kami menyadari bahwa berita memberi peran sangat penting dalam masyarakat dan demokrasi, itulah sebabnya kami menawarkan alat dan pelatihan gratis untuk membantu perusahaan media menjangkau audiens yang jauh lebih besar dari sebelumnya," tulis Easton.
Selain menginvestasikan jutaan dolar dalam bisnis berita Australia, dia menambahkan, selama lima bulan pertama tahun 2020 pihaknya mengirimkan 2,3 miliar klik dari Umpan Berita Facebook kembali ke situs web berita Australia tanpa biaya - lalu lintas tambahan senilai sekitar $ 200 juta AUD untuk penerbit Australia.
Perusahaan media di Australia sebagian besar mendukung perubahan yang diusulkan. Surat kabar dan media Australia, seperti juga di banyak negara lain, telah terpukul oleh penurunan ekonomi akibat pandemi virus corona.
Perusahaan media besar Australia telah meminta staf untuk melakukan pemotongan gaji dalam beberapa bulan terakhir, dan beberapa surat kabar terpaksa menghentikan produksi karena pendapatan iklannya menurun tajam.[]