Lagi, Situs Web Bursa Saham Selandia Baru Diserang DDoS

Ilustrasi | Pixabay

Cyberthreat.id – Setelah dilanda serangan Distributed Denial of Service (DDoS) pada Selasa pekan lalu, situs web Bursa Saham Selandia Baru (NZX) sempat tak beroperasi empat hari.

Selama itu pula transaksi saham tak berjalan. Namun, pada Jumat (28 Agustus 2020) pagi, transaksi dibuka lagi. Selang libur dua hari, pada Senin (31 Agustus) peretas DDoS kembali menyerang situs web NZX untuk kali kelima. (Baca: Bursa Saham Selandia Baru Dibuka Kembali, Empat Hari Alami Serangan DDoS)

Gangguan terbaru tersebut terjadi tak lama—kurang dari satu jam—setelah NZX menyatakan, telah sepakat dengan Otoritas Pasar Keuangan (FMA) terkait rencana cadangan jika situs webnya turun lagi, seperti dikutip dari Newshub.co.nz, Senin.

Juru bicara NZX mengonfirmasi situs web turun kembali, tapi transaksi di platformnya yang dimulai pukul 10.00 waktu setempat masih berjalan seperti biasa melalui pengaturan kontingensi (cadangan), seperti dikutip dari Reuters.

Ia menolak berkomentar tentang siapa di balik serangan itu, termasuk apakah ada tuntutan pemerasan dan apa yang telah dilakukan NZX untuk mencegah serangan terjadi kembali.

Yang jelas, NZX telah menggandeng penyedia layanan jaringan, Spark, badan keamanan siber pemerintah  (GCSB), perusahaan kemanan siber, Akamai Technologies untuk mengatasi celah keamanan.

CEO NZX, Mark Peterson, menyebut serangan yang melanda situs web NZX adalah “di antara yang terbesar, bersumber daya paling baik dan canggih yang pernah dilihat di Selandia Baru.”

NZX dilanda serangan pada Selasa-Rabu (25-26 Agustus) oleh peretas DDoS—teknik serangan umum untuk mengganggu server dengan membanjiri lalu lintas internet palsu yang biasanya memakai botnet.

Serangan tersebut memaksa NZX menghentikan perdagangan di pasar tunai, mengganggu operasi di pasar utangnya, pasar shareholders Fonterra, dan pasar derivatif.[]