Tokopedia Investasi Data untuk 10 Tahun ke Depan
Jakarta, Cyberthreat.id - Data adalah aset paling berharga di era digital. Investasi data inilah yang menjadi salah satu fokus Tokopedia dalam satu dasawarsa ke depan, terutama untuk mencapai tujuan menguasai perekonomian digital nasional.
CEO Tokopedia William Tanuwijaya mengatakan, salah satu kekuatan teknologi adalah dengan memiliki data kemudian mengolahnya untuk kepentingan dan kemajuan bisnis.
Investasi data, kata dia, adalah bagaimana Tokopedia mengumpulkan data sebanyak-banyaknya untuk kemudian dijadikan bahan sebagai pengambil keputusan.
Berbasis data, Tokopedia berhasil mengembangkan inovasi baru dan mengumpulkan kreativitas yang kemudian dikembalikan kepada merchant dan konsumen.
Kini, Tokopedia sudah membuka gudang dan mitra di sejumlah kota besar setelah melakukan analisis data. Data juga digunakan untuk membaca perilaku konsumen hingga mengetahui fakta bahwa jangkauan Tokopedia telah mencapai 97 persen kecamatan di Tanah Air.
"Yang paling kami rasakan adalah efisiensi," kata William saat menggelar konferensi pers di Jakarta, Rabu (19 Juni 2019).
Bulan Ramadan lalu Tokopedia berhasil mencatatkan nilai transaksi 1,3 miliar USD atau setara dengan Rp 18,5 triliun pada program Ramadan Ekstra. Program itu lahir dari pengolahan data yang dilakukan Tokopedia setelah 10 tahun perusahaan berdiri.
"Ketika kami memutuskan ekspansi, misalnya membuka gudang baru, kami lakukan analisis data. Karena kami tidak ingin ketika pindah terjadi salah perhitungan, seperti sewa gudang tak maksimal atau harapan penjualan menurun," ujar William.
"Data adalah infrastruktur yang tidak terlihat tapi nilainya luar biasa," tegasnya.
Bagaimana Keamanan Data?
VP of Corporate Communications Tokopedia, Nuraini Razak mengatakan, jika Tokopedia berinvestasi data, maka sudah tentu mereka memikirkan keamanannya.
Menurut dia, keamanan data di bisnis apapun di era digital bertujuan menjamin dan memelihara kepercayaan konsumen dan merchant.
"Tentu kami sudah melakukan berbagai hal terkait keamanan data. Gak mungkin kami biasa-biasa saja," ujar Nuraini.
Ia mencontohkan baru-baru ini Tokopedia menggunakan analisis data yang berhasil meningkatkan penghasilan seorang merchant. Penjual pisang Sale asal Aceh, Annisa, mendapat analisis data dari Tokopedia untuk membuka toko baru di Jakarta.
Tokopedia kemudian memfasilitasi Annisa seperti membuka toko hingga fasilitas penitipan barang di gudang.
"Bisnis Anggun makin bertambah karena stok 30 kg habis dalam sebulan," ujarnya.