Komite Intelejen Senat: Rusia Terlibat Operasi Serangan Cyber di Pilpres 2016

Foto: Halaman depan Laporan Komite Intelejen Senat Volume 5: Counterintelligence Threats and Vulnerabilities

Cyberthreat.id - Laporan Komite Intelijen Senat volume kelima yang dirilis Selasa (18 Agustus 2020) menyebutkan terdapat hubungan antara Rusia dan tim kampanye Donald Trump di Pilpres Amerika Serikat (AS) tahun 2016. Hubungan itu terjadi antara pihak Rusia dengan mantan ketua tim kampanye Paul Manafort.

Laporan yang membahas "Counterintelligence Threats and Vulnerabilities" menyebut Konstantin V. Kilimnik, seorang rekan Manafort ternyata merupakan seorang "perwira intelijen Rusia". Kontak yang dimiliki Manafort juga menimbulkan "ancaman kontraintelijen yang serius" bagi AS.

"Manafort mempekerjakan dan bekerja lebih dekat dengan seorang warga Rusia, Konstantin Kilimnik. Kilimnik adalah seorang perwira intelijen Rusia," tulis laporan itu dilansir The Hill.

Komite Senat Intelejen juga memiliki informasi bahwa Kilimnik terhubung dengan operasi peretasan dan kebocoran (Hack and Leak) dinas intelijen Rusia di tahun 2016.

"Manafort bekerja dengan Kilimnik mulai tahun 2016 dan berusaha merongrong bukti bahwa Rusia ikut campur dalam Pilpred AS 2016."

Tahun 2019 Manafort dijatuhi hukuman 7,5 tahun penjara setelah mengaku bersalah atas tuduhan konspirasi dan dihukum atas dakwaan terkait upaya lobi-lobi luar negerinya.

Komite Intelijen Senat menyatakan telah mewawancarai lebih dari 200 saksi dan meninjau lebih dari 1 juta halaman dokumen untuk memeriksa berbagai pertanyaan. Misalnya tentang bagaimana upaya Rusia untuk menyebarkan perselisihan dan konflik di Pilpres AS.

Kesimpulan penyelidikan komite Senat juga memberikan peringatan tentang Rusia yang akan berusaha untuk ikut campur dalam Pilpres AS. Termasuk kemungkinan keterlibatan negara lain. Laporan itu juga memberikan panduan tentang bagaimana melindungi kampanye dan Pilpres AS tahun ini.

"Sekarang adalah saat-saat kita menuju pemilu 2020. China dan Iran telah bergabung dengan Rusia dalam upaya mengganggu demokrasi AS. Mereka akan memperburuk perpecahan sosial, dan menabur keraguan tentang legitimasi dan integritas lembaga pemilu, menimbulkan keraguan dalam proses pemilihan umum AS hingga dan negara," kata Ketua Komite Intelijen Senat Marco Rubio dalam keterangannya, Selasa (18 Agustus 2020). []