Tiga Pejabat Donald Trump Serang TikTok

TikTok | Foto: Unspalash

Cyberthreat.id – Setelah India membuat keputusan mengejutkan dengan memblokir puluhan aplikasi China, termasuk TikTok, Amerika serikat juga memiliki keinginan yang serupa.

Isyarat pemblokiran itu disampaikan oleh tiga pejabat tinggi AS, seperti Sekretaris Negara Mike Pompeo (dalam wawancara dengan Fox News), Penasihat Keamanan Nasional Presiden Donald Trump, Robert O’Brien (dalam wawancara di Fox News Radio), dan Kepala Staf Kepresidenan Trump Mark Meadows (kepada wartawan di penerbangan Air Force One).

Mike Pompeo adalah orang pertama Trump yang memulai “serangan” terhadap TikTok.

"Sehubungan dengan aplikasi China, saya dapat meyakinkan Anda, bahwa AS akan mendapatkan [melarang] yang ini juga," katanya, seraya menambahkan bahwa ia tidak ingin membahas secara spesifik sebelum pengumuman resmi presiden.

"Tapi, ini adalah sesuatu yang sedang kami lihat," katanya, sambil memperingatkan orang Amerika bahwa mereka harus berhati-hati dalam menggunakan TikTok. Jangan sampai mereka menginginkan informasi pribadi “di tangan Partai Komunis China”, kata dia.

Menurut ketiga pejabat tersebut, TikTok dianggap mengumpulkan data pengguna AS dan berbagi informasi tentang penggunanya kepada Partai Komunis China, demikian seperti dikutip dari ZDNet, diakses Senin (20 Juli 2020).

"Ada sejumlah pejabat administrasi yang melihat risiko keamanan nasional terkait TikTok,” kata Mark Meadows.

“Kami membahasnya, termasuk aplikasi lain yang memiliki potensi untuk mengancam keamanan nasional, khususnya berkaitan pengumpulan informasi tentang warga negara oleh musuh asing.”

“Saya tidak berpikir ada deadline untuk menindaknya (TikTok), tapi saya kira kami dalam hitungan pekan, bukan bulan,” kata Mark.

Selama ini ByteDance selalu membantah rumor dan tuduhan tentang pengumpulan data dan intelijen China. Perusahaan mengklaim, bisnisnya di luar China terpisah dari aplikasi versi China-nya, Douyin.

Untuk setiap data pengguna AS, kata perusahaan, disimpan di AS, bukan di China. Namun, ini tidak menghentikan desas-desus tentang TikTok yang berfungsi sebagai saluran bagi mata-mata China untuk muncul kembali berulang kali, tulis ZDNet.

Serangan Trump terhadap TikTok juga dipolitisasi menjadi bahan kampanye dirinya dalam Pemilu AS 2020. Selama sepekan terakhir, kampanye Trump telah menjalankan beberapa iklan anti-TikTok di Facebook dan Instagram, menuduh aplikasi China itu memata-matai pengguna. Tampaknya ini upaya Trump mendapatkan dukungan dari basis pemilih Trump untuk larangan yang akan datang.[]