Deteksi Ancaman Siber, BSSN Bentuk Pusat Malware Nasional

Ilustrasi BSSN

Jakarta, Cyberthreat.id - Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) memperkenalkan Pusat Malware Nasional (Pusmanas)  untuk meningkatkan kualitas deteksi ancaman siber nasional di Indonesia.

Menurut Sekretaris Utama BSSN, Syahrul Mubarak, Pusat Malware Nasional merupakan pusat data terkait malware yang bertugas  mengumpulkan malware yang tersebar di Indonesia.

Melalui Pusmanas akan dilakukan pengolahan dan analisis untuk menghasilkan informasi terkait karakteristik malware. Berikutnya, potensi ancaman siber itu akan dibagikan ke publik dan pemangku kepentingan terkait untuk meningkatkan kesadaran akan situasi keamanan siber di Indonesia.

"Hadirnya Pusmanas sebagai upaya deteksi ancaman siber yang mengancam indonesia. Ini juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan fungsi BSSN untuk mendeteksi serangan siber secara nasional," ungkap Syahrul dalam webinar Peningkatan Kualitas Deteksi Ancaman Siber Melalui Pusat Malware Nasional di platform konferensi video  Jumpa.id, Selasa (14 Juli 2020).

Menurut Syahrul, pandemi covid-19 telah mengakselerasi transformasi digital. Akibatnya masyarakat dipaksa menggunakan peralatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) untuk kegiatan sehari-hari dan membuat  trafik internet melonjak.

"Saat ini penggunaan aplikasi video konferensi  untuk rapat, belajar online, dan lainnya, ini membuat trafik internet kita naik," tambah Syahrul.

Kenaikan trafik internet ini, menurut Syahrul menyebabkan peningkatan jumlah serangan siber di indonesia.

Berdasarkan data yang dimiliki BSSN, sejak Januari hingga Juni pada 2020, ada kenaikan serangan sebanyak 54%, yang artinya terjadi anomali (serangan siber) sebanyak 149 juta dengan serangan paling banyak berupa malware.

"Lebih 5 kali lipat lebih banyak pada periode yang sama pada 2019," ujarnya.

Syahrul mengungkapkan, serangan siber dengan menggunakan malware  tersebut memanfaatkan isu covid 19 untuk menjebak para korbannya, melalui email phising, sms phising, web phising, dll. Untuk motifnya sendiri, malware ini melakukan pencurian informasi sensitif, finansial, serta pemanfaatkan sumber daya untuk kejahatan siber lainnya.

Syahrul menambahkan, dalam pelaksana meningkatkan kulaitas deteksi ancaman siber nasional di Indonesia ada beberapa persoalan yang dihadapi oleh Direktorat Deteksi Ancaman BSSN, seperti;

  • Tren serangan malware yang terus meningkat yang menjadi salah satu ancaman yang paling besar.
  • Belum ada basis data malware dan tata kelola yang dikelola pemerintah yang menjadi acuan mitigasi serangan siber ke Indonesia
  • Belum ada sistem yang mengintegralkan data malware dan data serangan dalam platform sharing yang dapat di akses oleh semua pihak, mulai dari pemerintah hingga pihak swasta di Indonesia
  • Belum ada platform cyberthreat intellegence

Untuk itu, tujuan pembangunan pusat malware nasional yang dikelola pemerintah adalah untuk mitigasi serangan oleh malware dan tersedianya informasi berbagi serangan malware kepada pemangku kepentingan yang ada di indonesia.

Anda dapat mengikuti live streamingnya yang berlangsung hingga pukul 13.00 WIB hari ini di tautan ini: Live Streaming Webinar Pusat Malware Nasional BSSN. []

Editor: Yuswardi A. Suud