Peringati Insiden Berdarah, Zoom Bekukan Akun Aktivis China yang Berbasis di Amerika

Ilustrasi Zoom

Cyberthreat.id - Perusahaan konferensi video Zoom Video Communications dilaporkan menutup akun milik sekelompok aktivis China yang berbasis di Amerika Serikat. Penutupan terjadi setelah mereka menggelar acara menggunakan aplikasi Zoom untuk memperingati insiden Lapangan Tiananmen 31 tahun lalu.

Sebagaimana diberitakan Reuters, Kamis (11 Juni 2020), kelompok bernama Humanitarian China mengatakan acara yang digelar pada 31 Mei lalu itu menggunakan akun Zoom berbayar dan diikuti oleh lebih dari 250 orang dari sejumlah negara dan diamplifikassi lewat 4.000 streaming di media sosial. Banyak dari mereka berasal dari Tiongkok. Akun itu ditutup pada 7 Juni lalu, kata mereka dalam sebuah pernyataan.

Insiden Lapangan Tiannamen merujuk pada peristiwa tahun 1989. Saat itu, terjadi demonstrasi besar-besaran antara 15 April hingga 4 Juni 1989. Pemerintah Beijing mengerahkan kekuatan militer untuk meredam aksi. Laman Wikipedia menyebut, para pengunjuk rasa mengklaim lebih dari 7.000 orang terbunuh, sementara Palang Merah Tiongkok mengatakan 2.600 orang menjadi korban.

Zoom mengonfirmasi akun aktivis China yang berbasis di Amerika Serikat itu telah  ditangguhkan, namun sekarang telah diaktifkan kembali.

"Ketika pertemuan diadakan di berbagai negara, para peserta di negara-negara tersebut diharuskan untuk mematuhi hukum setempat masing-masing," kata perwakilan Zoom dalam sebuah pernyataan seperti dilansir dari Reuters.

“Kami bertujuan membatasi tindakan yang kami ambil untuk yang perlu mematuhi hukum setempat dan terus meninjau dan meningkatkan proses kami dalam masalah ini.”

Peringatan insiden berdarah Lapangan Tiannamen adalah masalah yang sangat sensitif di Tiongkok. Konten terkait peristiwa itu secara teratur diblokir atau disensor oleh pihak berwenang.

Pendiri Humanitarian China Zhou Fengsuo mengatakan di akun Twitter-nya bahwa mereka belum menerima jawaban dari Zoom tentang mengapa akunnya ditutup. Zhou Fengsuo adalah salah satu peserta aksi saat insiden Tiananmen terjadi.

Kelompok itu mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Zoom sangat penting untuk menjangkau pemirsa Tiongkok “mengingat dan memperingati Pembantaian Tiananmen selama pandemi coronavirus”.

Zoom yang berbasis di California mengatakan pihaknya sedang berupaya memperbaiki kelemahan dalam keamanan platformnya karena angka pengguna melambung selama pandemi Covid-19 yang menyebabkan pemerintah di sejumlah negara memberlakukan kebijakan lockdown dan pembatasan jarak sosial di seluruh dunia.

Beberapa sekolah dan entitas bisnis telah berhenti menggunakan Zoom karena masalah privasi, di antaranya SpaceX, perusahaan roket milik Elon Musk.

Pada April lalu, Citizen Lab yang berbasis di Toronto, Kanada, mengatakan mereka telah menemukan bukti beberapa panggilan yang dilakukan di Amerika Utara, berikut kunci kunci enkripsi yang digunakan untuk mengamankan panggilan-panggilan itu, dialihkan melalui China. Zoom mengatakan telah secara keliru mengizinkan pusat data China menerima panggilan.

Bulan lalu, Zoom mengatakan menangguhkan pendaftaran pengguna gratis di China, yang menurut para analis ditargetkan untuk mengurangi paparan perusahaan itu ke China.[]