China ke AS: Hentikan Penindasan Tak Masuk Akal ke Huawei
Cyberthreat.id - Pemerintah China mendesak Amerika Serikat menghentikan "penindasan yang tidak masuk akal untuk Huawei dan perusahaan Cina" setelah Washington mengumumkan kontrol ekspor baru untuk membatasi akses ke teknologi semikonduktor.
Pembatasan terbaru pada produsen ponsel pintar terbesar kedua di dunia, yang menjadi pusat tuduhan mata-mata AS, adalah eskalasi baru dalam pertempuran AS-Cina untuk dominasi teknologi global.
"Pemerintah Cina akan dengan tegas menegakkan hak dan kepentingan perusahaan yang sah," kata Kementerian Luar Negeri China dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip Channel News Asia, Sabtu (16 Mei).
"Kami mendesak pihak AS untuk segera menghentikan penindasan yang tidak masuk akal terhadap Huawei dan perusahaan Cina."
Kementerian mengatakan tindakan pemerintah Trump "menghancurkan manufaktur global, pasokan, dan rantai nilai".
Sehari sebelumnya, Departemen Perdagangan AS mengatakan hwa kontrol akan "secara sempit dan strategis menargetkan akuisisi semikonduktor Huawei yang merupakan produk langsung dari perangkat lunak dan teknologi tertentu AS."
Para pejabat AS telah berulang kali menuduh raksasa teknologi China itu mencuri rahasia dagang Amerika dan membantu upaya spionase China, meningkatkan ketegangan dengan negara adidaya saingan itu sementara kedua belah pihak terlibat dalam perang dagang yang lama membara.
Akibatnya, Huawei semakin bergantung pada teknologi yang diproduksi di dalam negeri, tetapi aturan terbaru juga akan melarang perusahaan asing yang menggunakan teknologi AS dari pengiriman semikonduktor ke Huawei tanpa izin AS.
Pembatasan baru ini akan memutuskan akses Huawei ke salah satu pemasok utamanya, pembuat chip Taiwan, TSMC, yang juga memproduksi chip untuk Apple dan perusahaan teknologi lainnya.
AS tahun lalu melarang Huawei menggunakan semikonduktor buatan AS dalam produk mereka.
China telah mengancam pembalasan terhadap AS untuk tindakan tersebut, termasuk memberlakukan pembatasan pada perusahaan-perusahaan besar AS dan menempatkan mereka pada "daftar entitas yang tidak dapat diandalkan", menurut sumber pemerintah anonim yang dikutip dalam tabloid Partai Komunis Global Times pada hari Jumat.
Raksasa teknologi AS Apple, Cisco, Qualcomm dan pembuat pesawat Boeing adalah beberapa perusahaan yang mungkin menjadi target, kata laporan itu.
Huawei belum menanggapi permintaan komentar.[]