Huawei Dilarang, Selandia Baru Pilih Peralatan 5G Samsung

Spark, operator seluler terbesar di Selandia Baru, memakai jaringan 5G Samsung. | Foto: lteto5g.com

Cyberthreat.id – Samsung Electronics telah meneken kontrak dengan Spark, operator seluler terbesar di Selandia Baru, terkait pengembangan jaringan 5G-nya.

Sejak 2019, Spark memang telah berkaja sama dengan Samsung untuk inovasi jaringan, termasuk uji coba 5G.  “Uji coba ini menggunakan solusi end-to-end 5G Samsung untuk menguji dan memverifikasi di Spark Lab,” kata Samsung di blog perusahaan, Rabu (4 Maret 2020).

Samsung saat ini menjadi salah satu perusahaan yang mengembangkan solusi end-to-end 5G mulai platform chipset, radio, dan inti ke cloud untuk kedua frekuensi mid-band (2.5GHz/3.5GHz) dan mmWave (28GHz/39GHz).

Seperti diketahui, Selandia Baru dan Australia, termasuk sekutu Amerika Serikat yang menolak penggunaan peralatan 5G Huawei.

Raksasa teknologi Korea Selatan itu akan memasok Spark dengan solusi 5G New Radio (NR) terbaru, termasuk radio Massive Multiple Input Multiple Output (MIMO) yang diklaim hemat biaya dan lebih mudah diterapkan.

“Alat tersebut memberi operator solusi 5G yang lebih fleksibel, sederhana dan hemat biaya, serta mempercepat ketersediaan 5G komersial,” tutur Samsung.

Sejak April 2019, Massive MIMO Samsung telah diterapkan secara komersial melalui peluncuran nasional yang dipimpin oleh ketiga operator seluler di Korea Selatan, yaitu SK Telecom, KT, dan LG Uplus.

Pada Maret ini, Massive MIMO juga akan diterapkan di Jepang. Samsung sejauh ini juga memasok mmGave 5G-nya ke operator seluler AS dan perusahaan telekomunikasi Jepang, KDDI—berencana meluncurkan jaringan 5G-nya tahun ini.

Sebelumnya,pada Desember 2019, Samsung juga telah bersepakat memasok solusi 5G dan LTE-A ke Videotron Kanada. Sebulan berikutnya, Januari 2020, Samsung membuat kesepakatan dengan US Cellular, operator seluler terbesar kelima di AS, untuk memasok mereka dengan solusi 5G NR, tulis ZDNet, Kamis (5 Maret 2020).[]