Produk Menyesatkan Terkait Corona, Apa Tindakan Tokopedia?

Tangkapan layar penawaran obat yang diklaim bisa tangkal virus corona di Tokopedia

Cyberthreat.id - Kekhawatiran global terkait wabah virus corona dimanfaatkan para pedagang untuk menawarkan produk menyesatkan seperti mengklaim produknya dapat menangkal atau menyembuhkan virus corona.

Di Amerika Serikat, platform e-commerce global Amazon telah menghapus unggahan dari pihak ketiga yang dinilai menyesatkan pelanggan terkait virus corona. Termasuk dalam yang dihapus adalah produk yang harganya dinaikkan berkali lipat oleh si pedagang. Contohnya, Amazon menghapus penawaran masker yang diunggah pedagang pihak ketiga lantaran harganya dinaikkan hingga lima kali lipat dari harga normal. (Selengkapnya baca: Naikkan Harga, Amazon Hapus Sejuta Item Terkait Virus Corona).

Bagaimana dengan e-commerce di Indonesia? Penelusuran cyberthreat.id menemukan pedagang pihak ketiga menawarkan obat-abatan yang diklaim dapat menangkal virus corona di platform Tokopedia.

Tak susah menemukannya. Cukup ketikkan "obat virus corona" di kolom pencarian Tokopedia, lalu muncullah sejumlah obat yang diklaim bisa menangkalnya. Obat-obatan itu dijual dengan harga mulai dari Rp30 ribu hingga Rp975 ribu.

Pada bagian deskripsi, penjual mengklaim obat yang ditawarkan dapat menyembuhkan dan dan mencegah seseorang terinfeksi virus corona.

Lantas, bagaimana reaksi Tokopedia? External Communications Senior Lead Tokopedia, Ekhel Chandra Wijaya, mengatakan, obat-obatan itu diunggah oleh pihak ketiga selaku pedagang yang disebut dengan user generated content (UGC). Karena itu, Ekhel meminta masyarakat untuk melaporkan jika menemukan produk yang menyesatkan pembeli.

"Kami juga turut menghimbau masyarakat agar dapat melaporkan produk-produk dengan judul atau deskripsi kurang tepat, langsung dari fitur Laporkan yang ada di setiap halaman produk," kata Ekhel dalam keterangan yang diterima oleh cyberthreat.id, Senin, (2 Maret 2020).

Tokopedia, kata Ekhel, secara aktif terus berupaya memastikan tidak ada produk dengan judul atau deskripsi yang berpotensi menciptakan kesalahpahaman masyarakat, terutama untuk produk kesehatan.

Ekhel juga mengklaim, Tokopedia selalu melakukan patroli dan pemantau yang sertai dengan aksi-aksi proaktif untuk menjaga norma dan hukum yang berlaku. Untuk jenis barang apa saja yang boleh dan tidak boleh diperjualbelikan melalui Tokopedia, bisa dicek di https://www.tokopedia.com/terms#item.

Dalam aturan tersebut disebutkan jika segala jenis obat-obatan maupun zat-zat lain yang dilarang ataupun dibatasi peredarannya menurut ketentuan hukum yang berlaku.

Namun tidak terbatas pada ketentuan Undang-Undang Narkotika, Undang-Undang Psikotropika, dan Undang-Undang Kesehatan. Termasuk pula dalam ketentuan ini adalah obat keras, obat-obatan yang memerlukan resep dokter, obat bius dan sejenisnya, atau obat yang tidak memiliki izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Hingga laporan ini diturunkan, produk obat-obatan yang diklaim bisa menangkal dan menyemubuhkan virus corona masih bisa ditemukan di Tokopedia.

Seperti diketahui, penyebaran virus corona telah menjalar ke 67 negara dan menginfeksi lebih dari 80 ribu orang dengan korban terbanyak berada di China daratan. Penyakit ini telah menewaskan lebih dari 3.000 orang dalam dua bulan terakhir.

Di Indonesia sendiri, pada Senin kemarin, Presiden Joko Widodo mengumumkan dua warga Depok positif terinfeksi corona. Tak lama kemudian, kepanikan menjalar. Orang-orang menyerbu supermarket untuk memborong makanan, berjaga-jaga jika kondisi memburuk dan mereka tak bisa keluar rumah. Produk-produk kesehatan seperti masker dan cairan untuk mensterilkan kuman kian sulit ditemukan di pasaran. []

Editor: Yuswardi A. Suud