Penelitian Ungkap Lebih dari 8,4 Juta Serangan DDoS Sepanjang 2019
Cyberthreat.id - Frekuensi serangan DDoS meningkat selama lima tahun terakhir. Dari jumlah yang sangat banyak itu, terdapat lebih dari 8,4 juta serangan DDoS di tahun 2019 saja. Sebuah laporan dari NETSCOUT Threat Intelligence mengungkapkan bahwa sekitar 2/3 dari sistem perusahaan yang menghadapi pelanggan telah mengalami hampir 23.000 serangan DDoS per hari.
Dalam sehari, terjadi rata-rata 16 serangan per 60 detik. Serangan paling kuat tercatat selama enam bulan kedua (H2) tahun 2019 mencapai hingga 622 Gbps.
DDoS terutama ditujukan untuk mengganggu layanan online. Serangan ini biasanya melibatkan sistem target yang dibombardir dengan lalu lintas tidak sah yang dihasilkan oleh sistem 'budak' (slave system). Serangan ini menghabiskan sumber daya, sehingga memungkinkan penyerang untuk mengambil kendali sistem.
Target utama DDoS?
Laporan Netscout yang dirilis di situs resminya menyoroti bahwa sektor telekomunikasi kabel dan seluler, pemrosesan data, dan penyedia hosting, adalah target serangan DDoS yang paling umum sepanjang tahun 2019.
Selain itu, ada juga peningkatan dalam serangan DDoS terhadap komunikasi satelit, industri kimia manufaktur, dan perdagangan, termasuk penjualan peralatan komputer dan vendor kendaraan.
Botnet apa yang paling umum digunakan?
Mirai dan variannya terus menjadi botnet yang banyak digunakan untuk memperbudak (enslave) perangkat Internet of Thing (IoT). Secara total, ada peningkatan 57% dalam varian.
Hampir 103.000 sampel unik dari malware berbasis Mirai terdeteksi selama H2 2019. Banyak dari sampel ini menggunakan serangan brute-force dalam upaya eksploitasi.
Para penjahat cyber sekarang terus mempersenjatai vektor serangan baru dan memanfaatkan hotspot seluler untuk membahayakan perangkat IoT. Mereka semakin canggih dengan menggunakan sebagian kecil dari perangkat rentan yang tersedia untuk melakukan serangan agar berhasil.