Korsel Waspada Smishing dan Phishing Terkait Virus Corona
Cyberthreat.id - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) menemukan 9.888 SMS Phishing (Smishing) dan 165 phishing telepon (voice Phishing) yang menggunakan informasi palsu tentang virus Corona. Kementerian Sains dan TIK, Kepolisian, dan regulator keuangan pemerintah Korsel dalam sebuah pernyataan bersama mengungkapkan pada Senin (17 Februari 2020) bahwa Smishing teks mulai dikirimkan pada 15 Februari 2020.
Teks ini mengklaim dan berpura-pura menjadi perusahaan yang telah mengalami keterlambatan pengiriman akibat virus corona. Tujuannya untuk menipu orang-orang dan mencuri informasi pribadi mereka.
Terdapat 165 panggilan telepon (voice Phishing) yang dilakukan para penjahat menggunakan nomor palsu. Telepon itu mengklaim mereka adalah otoritas kesehatan yang bertugas, tetapi menipu orang dengan tujuan mendapatkan uang dan informasi sensitif korban.
Upaya phising suara (voice) ekstrim juga dilakukan dengan modus. Scammer atau penipu membuat panggilan palsu ke restoran lalu mereka mengklaim tertular virus dan baru-baru ini makan di sana. Penipu kemudian menuntut uang sebagai biaya tutup mulut agar tidak memberitahu pihak berwenang. Sebuah restoran yang diisukan memiliki virus Corona dipastikan akan kehilangan pelanggan.
"Saya adalah pemberi konfirmasi. Saya pergi ke restoran Anda." kata pelaku voice phising di percakapan telepon dilansir ZD Net, Senin (17 Februari 2020).
Ada juga upaya untuk memanipulasi melalui nomor telepon yang meniru organisasi kesehatan dan institusi medis terkait dengan Virus Corona.
Pemerintah Korea Selatan segera bekerja dengan tiga perusahaan telekomunikasi seluler untuk mengingatkan publik agar berhati-hati terhadap voice Phishing dan Smishing. Pemerintah telah mengirimkan pesan peringatan kepada masyarakat terkait maraknya upaya voice phising dan Smishing tersebut.
Selain itu, pemerintah Korea Selatan juga akan memblokir alamat internet (URL) apapun yang digunakan penipu dalam melakukan aksi Smishing. Pemerintah juga memastikan untuk melindungi nomor telepon resmi milik otoritas kesehatan agar tidak dimanipulasi.
Hingga saat ini belum diketahui berapa pengguna yang telah dicuri informasi pribadinya akibat aksi Smishing serta berapa jumlah kerugian finansial jika ada yang terkena aksi penipuan ini.[]
Redaktur: Arif Rahman