Malware Dompleng Isu Virus Corona, Ini Imbauan Kominfo
Jakarta, Cyberthreat.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) mengingatkan pengguna internet untuk berhati-hati terkait penyebaran malware yang menyaru sebagai penyebar informasi terkait virus corona.
“Masyarakat harus hati-hati apabila membaca (informasi terkait virus corona yang beredar di internet). Mereka (penjahat siber) mungkin menempelkan malware di informasi bohong terkait virus corona,” kata Dirjen Aplikasi Informatika di Kemkominfo, Semuel Abrijani Pangerapan, dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (3 Februari 2020).
Semuel menilai para penjahat siber ini selalu mengambil kesempatan dalam menyebarkan malware. Pada kesempatan kali ini, kata Samuel, penyebaran hoaks terkait virus Corona digunakan karena informasi tersebut memancing rasa penasaran orang.
Semuel menghimbau masyarakat untuk tidak membuka informasi bohong terkait virus corona terlebih yang terdapat tautan atau unduhan (download) karena kemungkinan besar mereka menaruh malware itu di situ.
“Untuk itu, hati-hati untuk mengklik yg namanya konten-konten terkait virus corona. Himbauan ini supaya masyarakat tidak terkena yang namanya malware-malware yang mana akan merugikan karena mereka (penjahat siber dengan malware) dapat mengambil alih gadget kita ataupun data-data kita.” kata Semuel.
Terkait dengan itu, Kominfo bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) memantau malware-malware yang masuk.
Contoh penyebaran malware berkedok informasi terkait virus corona
Sebelumnya diberitakan, perusahaan keamanan siber Kaspersky dan IBM X-Force menemukan serentetan email berbahaya dikampanyekan botnet dengan mengusung tema virus corona. Email berbahaya itu melampirkan pemberitahuan bagaimana cara mencegah infeksi virus corona. Parahnya, dibalik informasi itu, ada malware jahat yang bersembunyi.
"Tulisan di tubuh email secara singkat menyatakan bahwa ada laporan pasien virus korona di prefektur Gifu di Jepang dan mendesak pembaca untuk melihat dokumen terlampir," kata Kaspersky dalam sebuah pernyataan baru-baru ini.[]
Editor: Yuswardi A. Suud