DANA Kembangkan AI dan ML Antisipasi Fraud

Ilustrasi

Jakarta, Cyberthreat.id - Chief Executive Officer (CEO) DANA, Vincent Iswara mengatakan platform dompet digital DANA memiliki sistem yang mengatur manajemen terhadap risiko keamanan dunia maya. Sistem itu disebut sebagai "Smart Machine Learning Security and Risk Management".

"Dari kami itu dibelakangnya ada yang disebut namanya Smart Machine Learning Security and Risk Management. Sistem itu adalah sesuatu yang benar-benar spesial di DANA yang bisa mengamankan semua transaksi," kata Vincent, di Jakarta, Senin (27 Januari 2020).

Sistem tersebut, kata dia, dapat mengamankan seluruh transaksi karena mampu melihat dan menganalisa semua perilaku pengguna dalam bertransaksi. Berdasarkan hasil dari analisis tersebut, Machine Learning (ML) dan Artificial Intelligence (AI) yang diterapkan DANA akan mengeluarkan hasil outputnya, apakah transaksi yang dilakukan adalah transaksi yang sah atau tidak.

"Misalnya transaksi itu menggunakan DANA untuk membeli kopi, nonton film, atau membeli pulsa. Terus tiba-tiba ada transaksi yang tidak wajar (yang tidak biasa dibeli oleh pengguna), nanti sistem itu akan langsung melakukan flagged (menandai), bahwa itu transaksi yang tidak normal."

Sistem itu juga akan meninjau seberapa jauh ketidaknormalan pada transaksi yang dimaksud. Apabila sistem itu mengatakan bahwa transaksi tersebut dikategorikan sebagai transaksi yang dilakukan oleh orang lain, sistem itu akan membekukan sementara akun DANA penggunanya.

Setelah itu, pemilik asli akun DANA akan dihubungi oleh call centernya untuk menanyakan "apakah benar ini transaksi yang dilakukan olehnya. Lalu, terdapat identifikasi lebih lanjut, seperti nama panjangnya siapa, apa kartu (debit atau kredit) miliknya dan kapan transaksi terakhirnya," tambah Vincent.

Jika si pengguna itu bisa menjawab dengan benar, akun tersebut akan kembali dibuka. Namun, jika tidak bisa menjawab dengan benar, sistem tersebut akan membekukan akun agar tidak terjadi kebobolan guna meminimalisir kerugian lanjutan.

Chief Technology Officer (CTO) DANA, Norman Sasono, mengungkapkan bahwa terdapat tiga kemungkinan hasil yang diberikan oleh sistem tersebut. Diantaranya, sistem itu dapat menentukan apakah transaksi itu valid (benar), fraud (Fraud) atau suspicious (mencurigakan).

"Semua transaksi yang terjadi di DANA datanya akan terkirim kedalam sistem itu. Berdasarkan rules atau aturannya, sistem akan dapat menentukan transaksi itu valid, fraud, dan suspicious, karena bisa jadi transaksi itu fraud atau valid," jelasnya.

Jika transaksi itu mencurigakan, pihak DANA akan memberikan tantangan keamanan guna memastikan transaksi itu dilakukan oleh orang yang benar. 

"Yang transaksinya mencurigakan itu seperti lampu kuning ya. Jadi akan kita kasih tantangan, tantangannya itu dapat berbentuk kode OTP (One Time Password), PIN (Personal Identification Number) dan mekanisme keamanan lainnya yang akan kita tambahkan."

Redaktur: Arif Rahman