Rusia Wajibkan Software yang Diinstal Bernilai Spiritual

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Moskow, Cyberthreat.id – Pemerintah Rusia sedang menggodok rancangan regulasi untuk mengatur jenis-jenis perangkat lunak (software) yang akan diinstal di ponsel cerdas (smartphone), komputer, dan perangkat TV pintar (smart TV) di Negara Beruang Merah tersebut.

Dalam rancangan tersebut disebutkan, bahwa ponsel cerdas dan perangkat lain yang dijual di Rusia harus diinstal dengan perangkat lunak “yang sehat secara moral dan mendukung nilai-nilai tradisional Rusia.”

Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin telah meneken undang-undang yang mewajibkan semua ponsel cerdas, komputer, dan perangkat TV pintar yang dijual di Rusia harus diinstal dulu dengan perangkat lunak Rusia.


Berita Terkait:


Layanan Anti-Monopoli Federal Rusia kini tengah menyusun regulasi yang menguraikan jenis-jenis perangkat lunak apa saja yang wajib diinstal.

Dalam rancangan pedoman yang dikutip Reuters, Jumat (24 Januari 2020), disebutkan, bahwa perangkat lunak tersebut harus membantu dalam “pembentukan prioritas nilai-nilai spiritual dan moral tradisional Rusia”.

Rancangan regulasi itu, menurut Reuters, tidak secara eksplisit mendefinisikan nilai-nilai spiritual dan moral tersebut.

Selama dua dasawarsa berkuasa, Putin sangat dekat dengan Gereja Ortodoks dan berusaha menjauhkan Rusia dari nilai-nilai Barat liberal. Ini terlihat dari sikap Putin terhadap kaum homoseksualitas dan gender nonbiner. "Gagasan liberal telah menjadi usang," kata Putin dalam wawancara dengan Financial Times pada tahun lalu seperti dikutip Reuters.


Berita Terkait:


Rancangan regulasi tersebut ditargetkan selesai pada akhir Januari ini. Setelah itu dibahas bersama dengan pelaku pasar dan diserahkan kembali ke pemerintah untuk segera diadopsi pada Maret 2020.

Pendukung pemerintah berharap kebijakan pemasangan software lokal tersebut bisa membantu perusahaan teknologi informasi Rusia bersaing dengan asing. Namun, pemain ritel Rusia justru mengkritik UU tersebut karena pihaknya merasa tak pernah diajak berembuk.[]