Mengenang Steven Sinofsky, Pahlawan Windows 7
Cyberthreat.id - Musim panas 2009. Microsoft telah menyelesaikan kode terakhir untuk Windows 7, siap didistribusikan pada perusahaan perakit komputer, lalu membenamkannya ke dalam miliar perangkat komputer di seluruh dunia.
Boleh jadi itulah momen tak terlupakan bagi Steven Sinofsky. Hanya dalam waktu tiga tahun mengepalai Divisi Windows di Microsoft, Sinofsky dan timnya telah berhasil membereskan kekacauan terburuk di Windows Vista yang banyak dicerca. Sinofsky dan timnya menambahkan sejumlah fitur baru, menambal celah keamanan, dan mengeluarkannya tepat waktu: sebelum musim liburan Natal.
Setelah perbaikan rampung, untuk memulihkan "nama baik", nama Windows Vista segera diganti menjadi Windows 7. Tak sia-sia, 'revolusi' yang dibuat Sinofsky disambut baik di pasaran. Windows 7 dipuja-puji di sana sini.
Keberhasilan Windows 7 memberi kontribusi besar terhadap pendapatan Microsoft pada 2010. Menurut survei yang dilakukan lembaga riset StatCounter pada periode Juni 2011 sampai Juni 2012, Windows 7 berhasil meraup sebagian besar pasar sistem operasi di dunia dengan 50,2 persen. Posisi kedua ditempati Windows XP sebesar 29 persen, lalu diikuti Windows Vista, dan Mac OS dari Apple.
Saat itu, Steve Ballmer baru saja mempromosikan Sinofky menjadi Presiden, posisi yang diduduki Ballmer selama tiga tahun sebelum menjadi CEO.
Beberapa bulan kemudian, seperti dilaporkan businessinsider.com, Sinofsky berdiri di hadapan tim Windows di Seattle Convention Center dan membacakan pernyataan tentang masa depan.
Saat itu, Sinofsky mencium aroma ancaman besar terhadap Microsoft dan bisnisnya. Apple baru saja membuat revolusi besar dengan mengeluarkan smartphone yang berpotensi besar membuat orang-orang tak lagi terlalu tergantung pada komputer pribadi (PC). Tak hanya iPhone, ketika itu Apple baru saja meluncurkan iPad, komputer kecil yang bisa ditenteng dengan mudah kemana saja dan menyediakan banyak aplikasi yang bahkan bisa diinstal oleh anak berusia 5 tahun.
Menyadari ancaman itu, Sinofsky hari itu mengumumkan Windows akan dibuat menjadi lebih mudah digunakan dan tetap dibutuhkan orang-orang.
"Lebih manusiawi," kata Sinofsky.
Sinofsky telah bergabung di Microsoft sejak 1989. Sebelum dipercaya menangani produk Windows, Sinofsky punya pengalaman panjang mengembangkan Office. Sejak Unit Produk Office dibuka pada 1994, Sinofsky bertanggung jawab sebagai direktur manajemen program dan memimpin desain teknologi untuk Microsoft Office 95, Microsoft Office 97, Microsoft Office 2000, hingga Microsoft Office 2003.
Ia juga bertanggung jawab dalam hal pengembangan Microsoft Office 2007, yang berhasil meraih sukses di pasar global. Produk ini terbilang revolusioner karena mengusung tampilan antarmuka pita baru (ribbon user interface) dan menyediakan format penyimpanan file yang lebih efisien (.docx, .pptx, .xlsx, dan sebagainya).
Steven Sinofsky masuk ke Divisi Windows saat divisi itu rusak secara fundamental pada tahun 2006. Penjualan Windows Vista sangat buruk. Para penggemar Microsoft membully Vista sebagai ‘virus yang sengaja diinstal ke sebuah PC’.
Secara umum, versi Windows Vista ini lebih indah dan menawarkan banyak fitur baru. Sayangnya, reliabilitasnya sangat buruk. Software yang diinstal ke Vista seringkali mengalami crash bertubi-tubi, dan bahkan menjalankan software Microsoft sendiri bisa menjadikannya freeze dan tiba-tiba berhenti bekerja. Salah satu lelucon tentang Android di tahun 2010 bahkan mengatakan, “Kalian yang menyebut Android buruk, pasti belum pernah mengoperasikan Windows Vista.”
Sinofsky yang dikenal keras kepala lalu mengubah semua itu. Dikenal sebagai 'orang yang selalu melakukan apa yang dikatakan' Sinofsky menekankan pada pentingnya sebuah tujuan, ketepatan waktu, dan memastikan produk yang dihasilkan sesuai dengan yang diinginkan pasar.
Bulan-bulan berikutnya dihabiskan Sinofsky dengan para insinyur untuk membangun sebuah gambaran dasar sejelas-jelasnya. Sedetail mungkin. Seperti memastikan timnya memahami apa tujuan akhir sistem operasi yang tengah dibuat? Bagaimana saat orang menggunakannya? Sinofsky belum akan memulai proses pembuatan sebelum semua insinyur memiliki gambaran yang sama tentang apa yang sedang mereka bangun, serta bagaimana produk akhirnya. Begitu kesepakatan dicapai, tak satu satu orang pun dapat mengubahnya, bahkan jika orang itu adalah direksi Microsoft.
Dare Obasanjo, seorang anggota tim menggambarkan bagaimana Sinofsky bekerja.
"Cara organisasi Steven sangat langsung dan lurus, sehingga menyakitkan. Anda akan menghabiskan waktu memikirkan apa yang ingin Anda bangun, Anda menulisnya sehingga seluruh tim berbagi visi tentang apa yang mereka bangun dan bagaimana Anda membangunnya. Bagian awal hingga pengiriman produk memerlukan disiplin. Tidak ada yang dapat mengubah pikirannya setelah memutuskan apa yang hendak dibangun. Dengan demikian, semua berjalan lancar. Tidak ada keterlambatan dan tidak ada anggaran yang berlebihan," kata Dare Obasanji seperti dilansir dari The New York Times.
Dalam menjaga produk, Sinofsky dikenal sangat keras kepala. Dia terang-terangan menolak permintaan direksi, bahkan termasuk Ballmer sendiri yang saat itu adalah CEO Microsoft. Sinofsky bersikeras bahwa dia telah mengalkulasikan waktu sedetail mungkin sehingga tidak ada waktu untuk menambahkan fitur yang bakal menyebabkan perombakan kode. Dia melindungi Windows 7 hingga saatnya dikirimkan kepada konsumen.
Hasilnya, Windows 7 yang dikembangkan tidak sampai 2 tahun semenjak kedatangan Sinofsky, sudah sangat andal sejak hari pertama. Jarang pengguna yang mengeluhkan crash. Reliabilitas yang sangat dahsyat ini akhirnya sukses membuat pengguna Windows XP berduyun-duyun melakukan upgrade ke produk baru Microsoft ini.
Kesuksesan Windows 7 menjadikan Sinofsky makin percaya diri. Dia yakin sistem rancangannya adalah yang terbaik. Ini menyebabkan gesekan antara Sinofsky dan eksekutif lain semakin memanas. Tidak ada yang membantah efektivitas Sinofsky dalam mengembangkan sebuah produk mulai dari bibit hingga tumbuh berbunga.
Ketika Windows 8 dikembangkan, Microsoft memiliki visi untuk merilis sebuah perangkat yang akan ‘memamerkan’ kehebatan Windows 8. Perangkat ini adalah sebuah ‘tablet’ yang juga dapat berfungsi sebagai komputer penuh. Keharusan bekerjasama dengan divisi selain software menjadikan Sinofsky terus terlibat perseteruan tak berujung dengan eksekutif lain.
Apalagi sekitar tahun 2009, rumor mulai berhembus bahwa Sinofsky merupakan salah satu kandidat untuk CEO selanjutnya setelah Ballmer. Konon bahkan Bill Gates mendukungnya. Ini menjadikan Sinofsky makin percaya diri dan menekan divisi lain terkait Windows 8 untuk mengikuti semua keputusannya.
Belakangan, Ballmer memindahkan banyak karyawan di bawah kepemimpinan Sinofsky untuk masuk ke divisi lain. Walhasil, ketika Windows 8 diluncurkan, dan mendapat respon buruk dari pasar, Sinofsky menyadari dirinya dalam ancaman, Para petinggi Microsoft akan punya alasan untuk menjatuhkan dirinya.
Dugaannya tepat. Windows 8 menerima review baik dari para praktisi teknologi sebagai ‘OS Masa Depan’, namun konsumen tidak menyukainya. Tampilan metro yang ‘dipinjam’ dari Windows Phone (dan saat itu dipuji futuristik), tidak berhasil menarik minat konsumen.
Pada November 2012, Sinofsky memilih mundur. Dalam sebuah email yang dikirim kepada karyawan Microsof, dia menulis keputusan itu sebagai 'alasan priibadi dan sebuah pilihan berat.'
Kebersamaan Sinofsky dengan Microsoft pun berakhir. Namun, pemuja Windows 7 akan mengenangnya sebagai arsitek yang pernah membangun sistem operasi paling stabil yang pernah ada: Windows 7.[]