Efek Ransomware, Warga New Orleans Bayar Pajak Offline

Walikota New Orleans LaToya Cantrell (kanan) saat mengumumkan keadaan darurat usai sistem kota mengalami serangan Ransomware 13 Desember 2019 | Foto: AP

Cyberthreat.id - Serangan siber yang melumpuhkan jaringan komputer Pemerintah Kota New Orleans selama lebih dari dua pekan sejak pertengahan Desember 2019 masih memakan korban. Hingga kini sistem elektronik belum pulih 100 persen yang salah satu efeknya memaksa warga pemilik properti membayar pajak offline.

Pemkot New Orleans biasanya menerima pembayaran pajak properti online melalui website, melalui surat, maupun secara langsung datang ke Balai Kota. Tetapi, Ransomware yang menyerang 13 Desember 2019 menyebabkan fungsi-fungsi online 'terpincang-pincang'.

"Pemilik properti yang biasanya menggunakan sistem itu terpaksa membayar tagihan manual secara langsung dengan membawa surat," kata Anggota Dewan Kota, Joe Giarrusso dilansir GovTech, Jumat (3 Desember 2019).

Sejauh ini Pemkot menjanjikan sistem online pembayaran pajak properti pulih sebelum 31 Januari, batas waktu untuk membayar pajak properti sesuai UU yang berlaku di New Orleans.

"Karena gangguan sistem yang berkelanjutan dari serangan siber ke kota, pembayaran pajak properti TIDAK DAPAT dilakukan secara online. Anda harus membayar melalui surat atau secara langsung di dalam City Hall di 1300 Perdido St.," tulis Giarrusso di Twitter.

Masalah ini tidak mempengaruhi pemilik properti yang masih membayar hipotek, karena pemberi pinjaman hipotek biasanya membayar pajak melalui proses yang berbeda. Hampir setengah pemilik rumah di New Orleans termasuk dalam kategori ini berdasarkan Pusat Data dan Biro Sensus AS.

Meningkatkan Anggaran

Jaringan komputer milik Pemkot New Orleans mendapat Ransomware pada 13 Desember 2019 setelah seorang pegawai kota menanggapi email Phishing sehingga memberikan kredensial login kepada seorang hacker. Banjir email kemudian muncul di jaringan komputer kota.

Serangan serupa telah menghantam lebih dari 40 kota di seluruh AS di sepanjang tahun 2019. Peretas asing dan domestik menyusup ke sistem komputer pemerintah dengan harapan mendapatkan uang lebih cepat.

"Para ahli mengatakan pembayaran tebusan akan mendorong serangan serupa di masa depan," tulis seorang pakar kemanan siber.

Di New Orleans, para pejabat harus memperbaiki setidaknya lebih dari 3.400 komputer dan 450 server. Karyawan harus menggunakan platform peringatan darurat dan email pribadi untuk berkomunikasi secara internal.

Walikota LaToya Cantrell mengatakan biaya untuk mengatasi serangan siber kemungkinan akan melebihi kebijakan asuransi keamanan siber kota senilai 3 juta USD untuk tahun 2019.

"Kota ini bermaksud untuk meningkatkan kebijakannya menjadi 10 juta USD pada tahun 2020," katanya.

Meskipun pembayaran pajak properti saat ini masih offline, penjualan dan pajak lainnya masih dapat dibayar secara online, seperti yang ditangani oleh sistem luar. Warga juga dapat membayar tiket parkir dan lalu lintas mereka secara online.

Pemkot New Orleans mendorong pemilik properti membayar pajak offline segera membayar lebih awal. Jika menunggu hingga 31 Januari kemungkinan akan menemui antrean panjang di Balai Kota. Pembayaran melalui pos harus ditandai pada 31 Januari, sementara tagihan pajak properti dianggap menunggak setelah 1 Februari 2020.