Qlue: Jaringan Kami Tertutup Jadi Aman dari Sabotase Hacker

Dari kiri : CCO Qlue Maya Arvini, Founder & CEO Qlue Rama Raditya, Co-Founder & CTO Qlue Andre Hutagalung, COO Qlue Surya Darmadi di Jakarta, Kamis (9/5/2019). Cyberthreat.id | Herlambang

Jakarta, Cyberthreat.id – Co-Founder Qlue, Andre Hutagalung, menjamin jaringan yang dibangun perusahaannya dalam aplikasi Qlue telah memperhatikan keamanan dari kemungkinan serangan siber.  

“Kami sudah menutup kemungkinan untuk disabotase (hacker atau peretas),” ujar Andre yang juga sebagai Chief Technology Officer (CTO) PT Qlue Performa Indonesia di Jakarta, Kamis (9/5/2019).

Qlue adalah perusahaan rintisan teknologi yang berdiri sejak 2014 oleh Rama Raditya dan Andre Hutagalung. Bekerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta, Qlue menerapkan konsep Smart City pertama di Indonesia.

Lewat aplikasi Qlue, warga bisa melaporkan berbagai masalah perkotaan. Kini Qlue yang berkantor pusat di Jakarta ini telah dipercaya mengembangkan Smart City di 15 kota di Indonesia, 17 Kepolisian Daerah (Polda), 10 perusahaan properti, dan lima lembaga pemerintahan.

Dalam pengembangan Smart City itu, Qlue menggunakan sejumlah peranti teknologi, di antaranya kamera pengawas, kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), analisis video, dan deep learning.

Andre mengatakan, jaringan yang mengoneksikan peranti-peranti itu bersifat tertutup. Artinya, hanya bisa diakses oleh pihak yang berkepentingan saja, bukan untuk diakses publik.

Menurut Andre, dalam kerja sama dengan pemda-pemda, perusahaannya hanya meletakkan server di pusat data (data center) milik pemda. Pusat data itu, kata dia Andre, tidak bisa diakses oleh publik.

“Jadi, sistem (server) kami ditaruh di lingkup tertutup milik pemda. Sejauh ini belum ada gangguan di layanan kami. Karena network-nya tertutup, tidak bisa diakses oleh publik, saya yakin itu aman dari serangan siber,” ujar Andre.

Andre menjelaskan, aplikasi Qlue sudah tersedia di Play Store dan App Store. Dari sisi kemanan aplikasi, dia mengklaim sudah memenuhi standar kredensial maupun autentikasi sehingga, mempersulit orang untuk mengambil alih sistem.

Redaktur: Andi Nugroho