Bongkar Sindikat Scamming, Malaysia Ciduk 680 Warga China

Para tersangka yang berhasil ditangkap Imigrasi Malaysia dan Kepolisian Malaysia. | Foto: Akun Facebook Departemen Imigrasi Malaysia

Putrajaya, Cyberthreat.id - Departemen Imigrasi Malaysia menangkap sebanyak 680 (603 laki-laki, 77 perempuan) warga China dalam sindikat aksi penipuan online (scamming). Tersangka yang ditangkap berusia antara 19-35 tahun. Ini menjadi penangkapan terbesar migrasi Malaysia pada tahun ini.

Direktur Jenderal Departemen Imigrasi Datuk Khairul Dzaimee Daud mengatakan bahwa sindikat tersebut beroperasi di sebuah gedung enam lantai di daerah Cyberjaya.

Penangkapan tersebut merupakan hasil pengawasan selama sebulan terakhir menyusul adanya laporan keluhan dari masyarakat. “Kami menyita sekitar 8.230 ponsel, 174 laptop, dan 787 komputer," kata Daud seperti diberitakan The Star Online, Kamis (21 November 2019).


Berita Terkait:


Tak mudah untuk menggerebek gedung tempat persembunyian para penipu tersebut. Karena gedung tersebut diamankan oleh penjaga di setiap lantai dan ruangan hanya dapat diakses dengan kartu akses.

Penjelasan Departemen Imigrasi Malaysia dalam jumpa pers, Kamis (21 November 2019). | Sumber: Akun Facebook Departemen Imigrasi Malaysia.

“Beberapa petugas kami terluka setelah sebuah kelompok menyerang dan mencoba menerobos barikade kami," kata dia.

"Sekitar 100 berhasil kabur dan kami bekerja sama dengan polisi untuk melacak mereka," katanya pada konferensi pers, kemarin.

Diketahui grup tersebut telah beroperasi di Malaysia selama sekitar enam bulan dan memakai gedung tersebut sebagai "call center".

Sejumlah orang mencoba melarikan diri saat petugas Imigrasi Malaysia dibantu kepolisian setempat saat menggerebek di sebuah gedung di Cyberjaya, Malaysia. | Sumber: Akun Facebook Departemen Imigrasi Malaysia.

Investigasi menunjukkan bahwa kelompok itu menargetkan para korban di China dengan menawarkan sebuah investasi bodong. Korban diimingi-imingi pengembalian keuntungan cepat.

"Mereka masuk ke Malaysia melalui izin kunjungan sosial. Hampir semua tidak dapat menunjukkan paspor mereka setelah ditangkap," tutur Daud.

Tidak ada perwakilan yang mengajukan dokumen mereka dan Kedutaan Besar China di Malaysia pun telah diberitahu tentag kasus tersebut.