KPU Sedang Uji Coba Situng

Maskot Pemilu 2019

Jakarta, Cyberthreat.id - Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI sedang melakukan uji coba Sistem Informasi Perhitungan (Situng) ke seluruh provinsi di Indonesia. Anggota KPU RI Ilham Saputra mengatakan uji coba Situng bertujuan mencari masalah serta kelemahan yang mungkin saja terjadi pada saat penggunaannya nanti.

"Sistem Situng sedang kami sempurnakan agar tidak mudah diserang dan tidak hang. Sistemnya kan terlalu banyak karena data masuk dari seluruh Indonesia sehingga kita ingin lebih maksimal," kata Ilham di Media Center KPU RI, Rabu (20/3/2019).

Situng, kata dia, merupakan upaya dari Penyelenggara untuk menerapkan transparansi dan keterbukaan informasi kepada masyarakat terkait hasil Pemilu. Terkait standar keamanan Situng, Ilham mengatakan pihaknya telah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak.

"Kami sudah kerja sama dengan beberapa pihak seperti BPPT dan BSSN, tapi untuk audit sistemnya nanti BPPT yang melakukan," ujarnya.

Mantan anggota KPU RI Ferry Kurnia Rizkiyansyah menyebut dua hal terkait keamanan Situng yakni keamanan sistem dan keamanan data. Ia menekankan pentingnya kualitas infrastruktur IT KPU untuk menunjang kinerja Situng yang datanya bisa disimpan sebagai arsip abadi.

"Situng ini penting untuk merekam data sekaligus menginformasikan lebih cepat dari sisi sosialisasi. Nah, data di Situng ini tersimpan yakni semacam arsip seperti Pemilu 2009, 2014 dan 2019. Jadi ada fungsi yang sangat penting yakni perekaman data," kata Ferry.

Terkait potensi serangan atau gangguan, Ferry mengatakan Situng jauh lebih aman karena primary data adalah hasil scan. Meski demikian, ia berharap KPU bisa merangkul berbagai pihak untuk bekerja sama menjaga data center KPU.

"Saya berharap KPU bisa merangkul komunitas IT termasuk teman-teman komunitas hacker. Mereka bisa diajak untuk bersinergi karena ini kan soal keamanan data. Jadi, secara kelembagaan KPU bisa Koordinasi dengan BSSN, Kepolisian, Kominfo dan instansi lainnya."

Direktur eksekutif Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menekankan pentingnya penggunaan sistem IT yang mumpuni dalam melakukan tugasnya pada 17 April nanti.

Situng, kata dia, bertujuan menguji akuntabilitas sekaligus penerapan transparansi. Namun, jika nanti kinerja Situng diganggu atau terganggu, maka akan mudah menimbulkan teori konspirasi dan teori spekulasi baru.

"Kita kan tidak mau seperti itu karena sejatinya melibatkan teknologi IT adalah memberikan pemahaman dan membantu masyarakat," kata Titi.

Untuk itu KPU harus memiliki Situng yang sudah teruji termasuk personil yang mengoperasikan. Publik, kata Titi, harus mendapatkan informasi jelas mengenai teknologi apa yang digunakan, bagaimana kelayakan sistemnya dan seperti apa persiapannya.

"Semua itu harus terbuka karena itu hak publik. Harus disampaikan kepada masyarakat sehingga masyarakat tahu urgensi keberadaan sistem teknologi itu," ujarnya.