Twitter Hapus Akun Kampanye Informasi yang Didukung Negara

Ilustrasi | Foto : TechCrunch

San Fransisco, Cyberthreat.id- Twitter telah menghapus sejumlah aktor yang disponsori negara untuk melakukan kampanye informasi di platformnya.

Postingan dari sejumlah aktor tersebut, melibatkan negara-negara seperti, Qatar, Iran, Yaman, Ekuador, Arab Saudi, Spanyol, Cina, dan Hong Kong.

"Mulai Oktober 2018, Twitter mulai mengungkap operasi informasi yang didukung negara. terdeteksi pada layanan mereka dan yang kemudian dihapus.” tulis BleepingComputer, Sabtu, (21 September 2019).

Sebagai bagian dari pengungkapan ini, Twitter juga akan membuat set data yang tersedia, yang berkaitan dengan kampanye ini. Sehingga peneliti dari publik, akademisi, dan penegak hukum dapat menganalisis lebih lanjut.

"Set data yang tersedia mencakup informasi seperti nama akun, tweet mereka, jumlah pengikut, lokasi yang dilaporkan, dan banyak lagi. Data ini tersedia untuk siapa saja untuk diunduh. Jumlah data yang tersedia per September 2019 mencapai lebih dari 1,5 terabyte,” tambah laporan tersebut.

Berikut adalah operasi kampanye informasi yang didukung negara yang dilaporkan oleh Twitter:

China dan Hong Kong

Pada bulan Agustus 2019, Twitter mendeteksi 200.000 akun palsu yang berbasis di China  yang berusaha menabur perselisihan atas protes di Hong Kong. Twitter mengungkapkan data tersebut sebanyak 4.301 akun yang paling aktif dalam kampanye ini.

Bahkan, sekitar 13 akun memiliki lebih dari 100 ribu pengikut, dengan satu memiliki lebih dari 300 ribu. Enam dari akun ini menyatakan mereka tinggal di Amerika Serikat (AS).

Uni Emirat Arab dan Mesir

Twitter menghapus 273 akun yang berbasis di UEA dan Mesir yang menargetkan Qatar dan Iran.  Akun-akun ini berusaha memberikan konten yang mendukung untuk Arab Saudi.

Twitter menyatakan bahwa bukti menunjukkan bahwa akun ini dibuat dan dikelola oleh DotDev, perusahaan teknologi swasta yang beroperasi di UEA dan Mesir, yang juga dihapus dari Twitter. Selain itu, Twitter menghapus lebih dari 4.000 akun yang berbasis di UEA yang menargetkan Qatar dan Yaman.

"Akun-akun ini saling terkait dalam tujuan dan taktik mereka: operasi informasi multi-sisi terutama menargetkan Qatar, dan negara-negara lain seperti Iran. Ini juga memperkuat pesan yang mendukung pemerintah Saudi,” tulis Twitter.

Arab Saudi

Enam akun yang berpura-pura menjadi outlet jurnalistik independen terhubung ke media milik pemerintah Arab Saudi dan terbukti mempromosikan kepentingan negara tersebut.

Selain itu, Twitter secara permanen menangguhkan akun Twitter putra mahkota Saudi Saud al-Qahtani karena memanipulasi kebijakan Twitter.

Spanyol

265 akun Twitter yang dioperasikan oleh partai politik Partido Popular, untuk secara palsu meningkatkan opini publik di Spanyol dihapus.

Ekuador

Twitter juga menerbitkan data untuk 1.019 akun di Ekuador yang terkait dengan partai politik Aliansi PAIS.
Akun-akun ini terlibat dalam penyebaran konten yang berfokus pada administrasi Presiden Moreno melalui manipulasi tagar dan retweet spam.