AS-Iran Telah Terlibat Perang Cyber

AS telah melakukan serangan cyber untuk melumpuhkan fasilitas dan persenjataan militer Iran | RNZ

Washington, Cyberthreat.id - Perang cyber antara Amerika Serikat (AS) kontra Iran berlanjut. Eskalasi peperangan di ranah dunia Maya terus meningkat usai AS melancarkan serangan cyber ke fasilitas informasi Iran pada 20 Juni lalu.

Di bulan yang sama, Iran menjatuhkan drone AS. Menurut laporan NBC, baik AS maupun Iran masih memperdebatkan apakah drone itu ditembak jatuh di wilayah udara Iran atau apakah drone itu terbang di wilayah internasional.

Peneliti TrustSec, Dave Kennedy, mengatakan serangan cyber antara kedua negara menargetkan database dan informasi. Tujuannya untuk menimbulkan kesalahpahaman dan kekacauan karena fokus peperangan adalah dengan melakukan "delete" informasi.

John Bateman, mantan direktur Implementasi Strategi Cyber ​​di kantor Sekretaris Pertahanan AS, mengatakan Pemerintah AS berhak menyerang Iran karena dianggap telah memulai peperangan di ranah dunia Maya.

Iran masih berupaya memulihkan informasi dan infrastruktur digital mereka yang dirusak AS dalam serangan cyber 20 Juni. Menurut The New York Times, para pejabat AS mengatakan serangan dunia maya adalah pertempuran yang sedang berlangsung.

Sudut pandang lain dari eskalasi perang cyber AS vs Iran, apakah biaya serangan cyber lebih besar daripada hasil yang diinginkan. Menurut The New York Times, Iran bersama kekuatan militer lainnya seperti China, Rusia dan Korea Utara, sudah melakukan hitungan bagaimana serangan cyber dan dampaknya.

Aspek lainnya adalah bagaimana penggunaan senjata cyber oleh kedua pihak yang berperang. Laporan The New York Times menyatakan senjata cyber memiliki berbagai tipe. Ada yang dapat digunakan beberapa kali, atau kadang-kadang hanya bisa digunakan sekali pakai. Ada hitungan biaya dan teknologi untuk ini.

Di dunia nyata, tensi antara kedua negara juga terus meningkat. Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, mengatakan akan melakukan perang total jika AS berani menyerang secara langsung.

Javad Zarif mengklaim serangan cyber AS tidak mampu memberikan kerusakan secara fisik kepada Iran.

AS menuduh Iran bertanggung jawab dalam insiden serangan drone terhadap dua kilang minyak Arabian-American Oil Company (Aramco) di Abqqiq dan Khurais, Sabtu (14 September 2019).

"Kami akan perang total jika AS berani menyerang Iran," kata Javad dilansir AP, Jumat (20 September 2019).

Serangan drone ke kilang minyak dilakukan milisi Houthi di Yaman yang berperang terbuka dengan Arab Saudi. Dukungan yang diberikan Iran kepada milisi Houthi berupa supply persenjataan hingga sokongan teknologi cyber sehingga mampu melancarkan serangan drone.

Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo, menilai serangan drone terhadap kilang minyak Arab Saudi, yang merupakan sekutu AS, sebagai sebuah ajakan berperang secara fisik dari Iran.

"Kami akan bangun koalisi anti-Iran," kata Pompeo saat mengunjungi Uni Emirat Arab (UEA), Kamis (19 September 2019).