Data Pelanggan Bocor, Lion Air Harus Bertanggungjawab

Menkominfo Rudiantara | Foto : Cyberthreat.id/Eman Sulaeman

Jakarta,Cyberthreat.id- Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara menegaskan, Lion Air Group harus bertanggungjawab kepada masyarakat Indonesia, jika kasus kebocoran data yang menimpa Malindo Air dan Thai Lion Air di Malaysia berdampak pada data penumpang Indonesia.

“Sebagai pengolah data, atau yang menyimpan data penumpang, Lion Air harus bertanggungjawab kepada masyarakat. Mereka harus menjelasakan apa yang terjadi terkait kebocoran data ini. Kalau dari sisi hukum, sudah jelas diatur dalam PM Kominfo nomor 20 tahun 2016 terkait data pribadi. Sudah diatur di situ terkait sanksinya,” kata Rudiantara di Jakarta, Kamis, (19 September 2019).

Menurut Rudiantara, dalam mempertanggungjawabkan kasus kebocoran data ini, Lion Air tidak bisa melepas tangan dengan menyebut, bahwa yang bertanggungjawab adalah pihak ketiga, dalam hal ini administrator ataupun pihak yang menyimpan data tersebut, dalam hal ini Amazon Web Services (AWS).

“Makanya kita panggil Lion Air. Bahwa data di outsource kepada admin, berdasarkan agreement atau apa, kita akan bantu dia tuntut ke admin. Tetapi kepada masyarakat, yang bertanggungjawab adalah Lion Air. Yang kumpulkan data itu,” jelas Rudiantara.

Rudiantara juga menuturkan, dia sudah mendapatkan jawaban dari pihak AWS terkait kasus kebocoran data tersebut. Pihak AWS sudah menjelaskan kepada Rudiantara, setelah menerima surat resmi yang dikirim oleh Rudiantara.

“Selasa malam saya sudah komunikasi dengan AWS. Rabu pagi saya sudah dapat informasi informalnya dari AWS. Tetapi saya katakan, saya akan kirim surat resmi. Jadi rabu kemarin saya kirim surat resmi. Dan sudah dapat jawaban dari AWS. Tinggal sekarang, kita mempertemukan antara pihak Lion Air dengan AWS, supaya bisa mendapatkan informasi yang detail,” ungkap Rudiantara.

Rudiantara juga mengakui, belum mendapatkan informasi yang detail terkait kasus kebocoran data ini. Apakah pelanggan Indonesia juga terdampak, dia belum mengetahuinya secara pasti. Oleh karena itu, kedua pihak ini, direncanakan akan dipertemukan pekan depan.

"Nah, memang belum ada laporan, kalau misalkan ada breach di AWS, salah satunya misalkan tidak di encrypt. Jadi orang bisa masuk lewat website, misalkan. Kemudian data dipakai untuk diperjualbelikan atau apa, itu dikomersilkan datanya. Kita belum ada laporan soal itu. Tetapi, bahwa  data ini bisa diperoleh dari web, atau terpapar di di internet itu memang betul,” kata Rudiantara.

Sementara, Managing Director Lion Group Daniel Putut Kuncoro Adi mengungkapkan,Lion Air Group telah mengambil langkah hukum, dengan melakukan legal action ke otoritas Malaysia, terkait kasus kebocoran data penumpang Lion Air Group.

Bahkan, pihak Lion Air juga telah melaporkan kepada otoritas di Malaysia, supaya bisa melakukan investigasi terhadap kasus ini. Bahkan, Menurut Daniel, pihaknya adalah korban dari kasus ini.

"Kami melakukan legal action di Malaysia begitu berita ini viral. Kita, dalam hal ini jadi korban. begitu info ini viral melalui screenshot kami langsung menghubungi, menindaklanjuti ke semua administrator kami. Dan kami juga langsung mengamankan seluruh data dan menanyakan ke seluruh administrator, dan sampai saat ini dipastikan data tidak bocor lagi,” ungkap Daniel.