281 Tersangka Penipuan Online Diringkus di 10 Negara

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Cyberthreat.id – Selama empat bulan terakhir, gabungan penegak hukum di 10 negara telah menangkap 281 tersangka penipuan online berbasis business email compromises (BEC).

Dalam operasi ReWired itu, petugas menyita hampir US$ 3,7 juta dan mengembalikan sekitar US$ 118 juta yang telah dicuri. Para tersangka yang ditangkap tersebut bagian dari gelombang operasi terbaru trans-nasional yang terorganisasi.

Komisi Kejahatan Ekonomi dan Keuangan (EFCC) melakukan 167 penangkapan. Sebagian besar penangkapan terjadi di Nigeria. Dari jumlah tersebut, 105 di antaranya terjadi di wilayah Port Harcourt di Nigeria selatan, demikian seperti dikutip dari ZDNet, yang diakses Rabu (11 September 2019).

Nigeria telah dikenal sebagai negara tempat bersembunyi sebagian besar penipu online (scammers) di dunia. Penangkapan juga terjadi di sembilan negara lain, seperti di Amerika Serikat sebanyak 74 orang, Turki 18 orang, dan Ghana 15 orang. Sementara. Sisanya, menurut laporan FBI, penangkapan terjadi di Prancis, Italia, Jepang, Kenya, Malaysia, dan Inggris.

Menurut otoritas berwenang AS, semua tersangka terlibat dalam BEC atau sering pula dikenal dengan email account compromise (EAC).

“Ini jenis penipuan online di mana penyerang membobol akun karyawan perusahaan dan menggunakan akses ke akun ini untuk mengirim email ke sesama karyawan atau mitra bisnis,” tulis ZDNet.

Selanjutnya, mereka meminta pembayaran atau mengalihkan transfer uang ke akun mereka sendiri.

Penipuan BEC dulunya termasuk dianggap paling remeh di  kejahatan dunia maya, tetapi sekarang ini menjadi jenis kejahatan paling menguntungkan.

Menurut laporan FBI yang diterbitkan awal tahun ini, para korban AS kehilangan sekitar US$ 1,3 miliar sepanjang 2018 karena penipuan BEC. Jumlah itu lebih dari dua kali lipat dari apa yang mereka kehilangan pada tahun sebelumnya.

Menurut laporan FBI lain baru-baru ini, korban dari seluruh dunia kehilangan lebih dari US$ 26 miliar karena penipuan BEC antara Juni 2016 hingga Juli 2019. Jumlah kasus individu yang menjadi korban scammers BEC juga meningkat dalam satu tahun terakhir.