Pasar Ekonomi Digital Indonesia Dilirik Pebisnis Dunia

Direktur Virtus Technology Indonesia Christian Atmaja (kiri) dan Guru Besar UI Rhenald Kasali (kanan) saat penyerahan plakat dalam diskusi "Impact of Trade War To The Adoption of Industry 4.0" di Jakarta, Kamis (15 Agustus 2019). | Foto: Cyberthreat.id/Faisal Hafis (M)

Jakarta, Cyberthreat.id – Direktur Virtus Technology Indonesia Christian Atmadjaja mengatakan empat persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia berasal dari layanan digital seperti mobility, cloud computing, Internet of Things, dan artificial intelligence.

"Indonesia saat ini menjadi perhatian bagi pelaku usaha dunia sebagai salah satu negara yang serius dalam mengembangkan perekonomian digital, sehingga perkembangan teknologi di negara kita harus terus menerus kita dorong," kata Christian saat ditemui Cyberthreat.id di Jakarta, Kamis (15 Agustus 2019).

Virtus Technology Indonesia adalah perusahaan penyedia solusi infrastruktur teknologi informasi. Menurut dia, berdasarkan riset Google dan Temasek, pasar ekonomi digital di Indonesia mencapai US$ 27 miliar dan berpotensi meningkat menjadi US$ 100 miliar pada 2025.

Sementara itu, kata dia, investasi asing yang masuk ke Indonesia antara US$ 20-25 miliar atau sekitar 10 persen disumbang oleh sektor ekonomi digital.

“Sudah sejak lima tahun belakangan ini, infrakstutur ekonomi digital di Indonesia sudah mulai disiapkan” ujar Christian usai diskusi soal imbas perang dagang AS-China terhadap teknologi di Indonesia, kemarin.

Ia mengatakan, di tengah pengembangan infrastruktur digital ekonomi, tantangan utama yang perlu dihadapi adalah soal keamanan, khususnya terkait dengan ancaman siber.

Ia menyadari bahwa saat ini di Indonesia belum memiliki produk cybersecurity sendiri dan kebanyakan masih dalam bentuk jasa konsultasi dan software.

Ia juga berharap dengan pertumbuhan ekonomi digital, industri cybersecurity di Indonesia juga ikut dikembangkan agar keamanan siber di Indonesia bisa mencakup seluruh sektor yang ada.

Redaktur: Andi Nugroho