'RobinHood' Lumpuhkan Server Kota Greenville

Pernyataan resmi Pemerintah Kota Greenville, Carolina Selatan, Amerika Serikat dalam akun Twitter-nya.

Greenville, Cyberthreat.id - Pagi itu sejumlah orang di Kota Greenville, Carolina Selatan, Amerika Serikat merasa frustasi. Mereka dibuat uring-uringan karena tak bisa mengakses sistem komputer kota hanya untuk melihat denda parkir dengan segera.

"Ini buang-buang waktu saja, padahal saya hanya ingin memeriksa (jumlah denda parkirnya)," ujar James Evrett, warga Greenville, seperti dikutip dari situs web WITN.com, stasiun televisi yang berafiliasi dengan NBC, Rabu (10/4/2019).

James dan sebagian orang di Greenville tampaknya tak tahu bahwa telah terjadi serangan siber pada Selasa (11/4/2019) malam yang "melumpuhkan" sistem komputer kota.

Serangan itu pertama kali diketahui oleh anggota Departemen Kepolisian Greenville. Kepolisian pun langsung mengontak divisi teknologi informasi dan memutuskan untuk mematikan sebagian besar server.

Pemerintah kota pun mengumumkan, warga yang akan membayar denda parkir hanya bisa dilakukan secara tunai. Jika ingin secara online, mereka diminta melalui pihak ketiga. Pelayanan di balai kota pun beralih ke manual dengan catatan kertas. Hingga Jumat (12/4/2019), di akun Twitter-nya (@GreenvilleGov) Pemkot Greenville mengumumkan, sistem komputer kota masih belum bisa beroperasi.

Akibat serangan itu, pemkot langsung meminta bantuan Biro Investigasi Federal (FBI) dan ahli teknologi informasi dari negara lain untuk mencari tahu titik infeksi serangan.

Peretas yang mengacaukan kota itu telah mengirimi malicious software atau malware, sebuah perangkat lunak berbahaya yang mengacaukan sistem komputer.

Malware itu bernama ransomware "RobinHood".

Sekadar diketahui, ransomware, terdiri dari dua kata: "ransom" artinya tebusan dan "software" (perangkat lunak), adalah jenis malware yang cara kerjanya mengambil alih sistem kendali komputer korban. Pemilik komputer tak bisa mengakses data di komputer, kecuali uang tebusan yang diminta peretas dipenuhi terlebih dahulu.

Juru bicara Pemkot Greenville, Brock Letchworth, enggan memberikan keterangan detail terhadap serangan itu. Namun, ia membenarkan telah ada serangan ransomware dan penyerang meminta uang tebusan.

Menurut Letchworth, pemkot tak memiliki rencana untuk membayar uang tebusan itu. Namun, ia menyatakan tidak ada masalah dengan keamanan publik juga mengklaim tak ada kebocoran data pribadi yang diambil peretas.

"Tidak ada masalah dengan keamanan publik, tapi ini bikin kami pusing," kata dia.

Sebelumnya, serangan ransomware juga dialami oleh Otoritas Air dan Saluran Pembuangan (Onslow Water and Sewer Authority/ONWSA) di Carolina Utara. Serangan itu mematikan sistem komputer mereka selama beberapa hari. Namun, ONWASA tak membayar sepeser pun uang yang diminta oleh peretas.