BSSN-Huawei Techday 2024

Keamanan Siber Membutuhkan People, Process, dan Technology.

bssn.go.id

Cyberthreat.id - Sekretaris Utama BSSN Y.B. Susilo Wibowo menyampaikan pidato pembuka mengenai peran BSSN dalam membangun keamanan di ruang siber Indonesia pada BSSN-Huawei Techday 2024 di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (19/3/2024).

Ia menyoroti bagaimana BSSN dibentuk untuk mengantisipasi dan menghadapi ancaman di ruang siber yang dilaksanakan secara semesta bersama komponen bangsa lainnya.

“Membangun keamanan siber dibutuhkan kombinasi tiga aspek yang saling terkait dan mendukung satu sama lain. Antara lain peopleprocess, dan technology. Kesemuanya hanya dapat terlaksana dengan baik apabila semua pemangku kepentingan keamanan siber memiliki komitmen yang kuat serta mengedepankan prinsip sinergi dan kolaborasi,” ujar Y.B. Susilo.

Diantara ketiga aspek itu, sambungnya, aspek people atau manusia perlu mendapatkan perhatian lebih. Sebab, manusia sejatinya merupakan rantai terlemah dari sistem keamanan.

Adapun serangan siber yang dapat dihadapi terdiri dari dua jenis. Pertama bersifat teknis, yang pada umumnya menargetkan data yang ada di jaringan, server, basis data, dan aplikasi atau sistem elektronik. Seperti halnya pada tahun 2023 lalu, berdasarkan data monitoring BSSN dari Januari hingga November, ditemukan lebih dari 403 juta anomali malware, 900 ribu di antaranya adalah ransomware.

“Ini perlu menjadi perhatian kita bersama. Ransomware tidak hanya menyebabkan gangguan operasional akibat downtime yang signifikan, tapi juga mengakibatkan kerugian finansial,” kata Y.B. Susilo.

Selanjutnya, bersifat sosial. Menurutnya, jenis kedua ini menargetkan cara berpikir, sistem kepercayaan, dan sikap tindak dari manusia yang berinteraksi di ruang siber. Berdasarkan data dari Kementerian Komunikasi dan Informatika terdapat lebih dari dua juta kasus konten negatif di situs web, lebih dari 1.5 juta di media sosial.

Statistik tersebut menunjukkan bahwa lanskap ruang siber masih diwarnai konten negatif dengan kurang lebih 2.000 konten negatif dibuat dan disebarkan per hari.

“Dari tren yang berkembang, kami memprediksi disinformasi dan mal informasi masih akan mewarnai ruang siber nasional di tahun 2024. Selain itu, juga masih akan ada aktivitas kriminal dan terorisme yang menargetkan media sosial dan e-commerce,” jelas Y.B. Susilo.

BSSN-Huawei Techday merupakan program reguler tahunan untuk memberikan literasi kepada mahasiswa. Kegiatan ini juga bagian dari tindak lanjut dari Nota Kesepahaman antara BSSN dengan Huawei, yang bermaksud menjadi wadah edukasi dan sosialisasi pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan perguruan tinggi. Kali ini diselenggarakan di Universitas Mulawarman, Samarinda, Kalimantan Timur.

Hadir dalam kegiatan tersebut Rektor Universitas Mulawarman Prof. Abdunnur, Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada Prof. Nizam, Director of Government Affairs Huawei Indonesia Yenti Joman, serta seluruh civitas akademik dan narasumber.

Turut mendampingi Sekretaris Utama BSSN Y.B. Susilo, diantaranya Direktur Politeknik Siber dan Sandi Negara R. Tjahjo Khurniawan, Kepala Biro Hukum dan Komunikasi Publik Berty Sumakud, serta Kepala Bagian Rumah Tangga dan Barang Milik Negara Yulius Laka.[]