Membangun Kota Cerdas, Konsep Giga City

Huawei

BERAGAM penelitian telah menunjukkan bahwa transformasi digital sangat penting dalam kehidupan bernegara, termasuk dalam pemerintahan, budaya, dan ekonomi. Di Indonesia, transformasi digital telah mencapai tahap baru lewat kolaborasi dengan Huawei.

Huawei telah mendukung Pemerintah Kota Surakarta (Kota Solo) untuk menciptakan model konektivitas Giga City sebagai referensi untuk infrastruktur Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) masa depan.

Proses pembangunan Kota Surakarta menjadi Giga City pertama di Indonesia ditegaskan dalam penandatanganan nota kesepahaman (MoU) dan nota perjanjian (MoA) antara Huawei dan Pemerintah Kota Surakarta pada Selasa, 22 Agustus, di Solo Technopark.

Kerjasama tersebut menandai sinergi perusahaan teknologi dan pemerintah, menandai era baru dalam pengembangan kota untuk masa depan.

Saat kita berusaha mewujudkan konsep hunian cerdas pada 2030, kita membentuk sebuah gambaran besar terhadap sebuah kota yang mampu menyediakan koneksi internet rumahan berkecepatan Gigabit bagi penduduknya.

Jaringan internet terdepan ini memiliki kapasitas koneksi multi Gigabit untuk melayani kebutuhan rumah tangga, bisnis skala mikro hingga besar, sekaligus mampu menjadi penggerak sistem operasi cerdas dan manajemen andal di sebuah kota berkonsep Giga City. 

Giga City ibarat jembatan yang harus dilalui oleh setiap kota yang ingin bertransformasi menjadi kota cerdas (smart city). Tanpa dukungan arsitektur digital terkini, proses transformasi digital bakal berjalan lambat dan tak membuahkan hasil yang optimal. 

Konektivitas Multi Gigabit

Apakah manfaat nyata bagi masyarakat dibalik hingar bingar implementasi konsep Giga City? Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita bisa melihatnya dari dua sisi yang paling cepat terasa manfaatnya.

Pertama, peningkatan kualitas pelayanan publik. Dengan dukungan akses internet cepat Gigabit, proses birokrasi dapat beroperasi lebih efisien dan efektif.

Sebagai contoh, akses cepat yang dikombinasikan dengan solusi cloud akan memudahkan proses pengambilan keputusan atau perizinan dalam ranah kewenangan birokrasi.

Kedua, dukungan terhadap ekosistem ekonomi digital. Studi Bank Dunia menyebutkan bahwa 80% UMKM yang telah hadir dalam ekosistem digital memiliki resiliensi lebih baik di masa pandemi.

Transformasi digital UMKM Indonesia menjadi sebuah keniscayaan pada era disrupsi digital dalam penghujung pandemi Covid-19 dan dihadapkan potensi bonus demografi.

Indonesia dapat menjelma sebagai kekuatan ekonomi digital di kawasan ASEAN. Berdasarkan data e-Conomy SEA 2021 Report, porsinya diprediksi dapat mencapai USD 315 miliar, atau sekitar Rp 4.531 triliun.

Nilai itu setara dengan 42% dari proyeksi ekonomi digital ASEAN pada 2030, sebuah kontribusi yang bakal memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia secara keseluruhan.

Usaha mikro dan kecil mmebutuhkan solusi konektivitas yang mampu menghadirkan bandwith ultra lebar, pengalaman pengguna yang paripurna, serta layanan intranet komprehensif.

Indonesia menargetkan 30 juta UMKM untuk onboarding dalam ekosistem digital pada 2024. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sebanyak 22,81 juta pelaku UMKM telah onboarding ke platform online hingga Agustus 2023.

Dengan infrastruktur dan kecepatan jaringan yang lebih cepat dan aman, Giga City dapat berperan sebagai akselerator proses onboarding UMKM ke ekosistem digital Tanah Air.

Secara bersamaan, kita akan melihat peningkatan jumlah entitas bisnis yang semakin gencar mengadopsi pendekatan multi-cloud, mendorong penyedia jaringan menciptakan layanan yang lebih dinamis mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan tersebut.

Didorong oleh komitmen dalam menerapkan praktik bisnis ramah lingkungan dan automasi, kita juga akan menyaksikan perkembangan pesat dalam hal kapasitas jaringan, efisiensi energi, serta efisiensi operasional dan pemeliharaan dalam konsep Giga City di masa depan.

Pentingnya Kolaborasi

Seiring dengan gencarnya transisi dunia dari era megabits menuju era baru yang membutuhkan konektivitas Gigabit, pemerintahan dan badan regulasi harus menyusun serta mengadopsi rujukan regulasi terbaik yang telah diterapkan di negara-negara lain, yang kelak berguna dalam menciptakan landasan hukum bagi perkembangan Giga City.

Untuk mendukung perkembangan ini, strategi nasional jaringan pita lebar perlu segera disusun. Kemudian, disusul dengan pembentukan pedoman dan tata kelola yang ketika diimplementasikan mampu menopang akselerasi pengembangan jaringan Gigabit.

Dengan demikian, penyediaan akses terhadap konektivitas Gigabit menjadi sangat penting agar dapat dinikmati secara luas di setiap sudut Giga City.

Jalinan kolaborasi yang serasi dan apik ini dapat tercapai berlandaskan kerangka aksi demi mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045, yang bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan dan kesempatan yang setara bagi setiap penduduk Indonesia.[]