Unggahan Instagrammu yang Meresahkanku
Cyberthreat.id – Instagram ialah cermin. Platform yang dipakai seseorang untuk mengaca, mematut-matut diri, merekam, dan mengabadikan momen apakah kita sudah “gantengable” atau “cantikable”.
Instagram menjadi parameter kesukaan dan ketidaksukaan umum, bahkan memaksakan ketidaknormalan menjadi sesuatu yang “bisa diterima”.
Di sisi lain, hal-hal seperti itu tak sedikit juga memicu kegelisahan para pengguna, terutama mereka yang menjadi pengikut (follower) selebritas Instagram (selebgram).
Baru-baru ini, Wall Street Journal menerbitkan artikel yang mengutip dari hasil riset internal Facebook tentang dampak budaya selebritas daring.
Salah satunya, para pengikut bintang media sosial seperti Kim Kardashian, Justin Bieber, dan Charli D’Amelia mengalami “perasaan lebih negatif tentang citra diri mereka.”
WSJ mendapatkan riset yang bocor itu pada Rabu (29 September 2021) yang kemudian diterbitkan awal Oktober ini, tulis Reuters, Jumat (1 Oktober).
Menurut WSJ, Facebook mengetahui jika aplikasinya “membahayakan kesehatan mental beberapa gadis remaja dan pengguna muda.”
Riset itu berjudul “Social comparison on Instagram” yang mengambil survei 100.000 orang antara Maret hingga April 2020 di sembilan negara, di antaranya Amerika Serikat, Australia, dan Brasil.
Juru bicara Facebook, Kevin McAlister mengatakan, bahwa responden dalam situasi tidak diminta untuk menyebutkan nama akun tertentu, tapi peneliti mendapati bahwa “akun selebritas adalah beberapa akun yang paling sering dilihat karena orang-orang memberitahu kami bahwa mereka mengalami tingkat perbandingan sosial negatif yang lebih tinggi atau lebih rendah di Instagram,” demikian disebutkan dalam riset.
Kevin mengatakan, temuan tesebut memang masuk akal lantaran para selebritas memiliki lebih dari 30 juta pengikut. Sayangnya, peneliti Facebook tidak mengkaji tentang apakah paparan akun selebritas ke penggan itu menyebabkan perasaan negatif tentang diri mereka sendiri.
Penyanyi Ariana Grande dan model Kendal Jenner termasuk di antara selebritas yang pengikutnya merasakan perbandingan sosial yang lebih negatif, menurut peneliti.
Di sisi lain, akun Instagram milik “The Ellen Show” yang dipandu oleh komedian Ellen DeGeneres, aktor Amerika Will Smith, dan pemain sepakbola Brasil Neymar, menurut peneliti, memiliki pengikut yang merasa “less negative comparison” atau perbandingan sosial negatif-nya lebih rendah.
Temuan riset itu penting mengingat bahwa Instagram membantu merintis munculnya influencer media sosial dan melakukan upaya rekrutmen selebritas untuk memakai aplikasi pada awal-awal platform berdiri.
Aktor Ashton Kutcher adalah salah satu bintang yang membantu Instagram mendapatkan “kredibilitas”-nya di kalangan selebritas lain dan membantu memperkenalkan perusahaan kepada Grande, menurut sebuah anekdot yang dilaporkan dalam buku "No Filter: The Inside Story of Instagram."
Tim kemitraan Instagram juga bekerja sama dengan selebritas, musisi, dan tokoh masyarakat lainnya untuk meningkatkan kehadiran mereka di Instagram.
Peneliti Facebook juga mendapati bahwa melihat lebih banyak konten selebriti di feed Instagram berkorelasi dengan lebih banyak perbandingan negatif. Hampir setengah dari konten yang dilihat orang di Instagram berasal dari selebriti, menurut penelitian tersebut.
Beberapa riset tentang efek buruk media sosial sudah pernah dilakukan. Pada 2017, misalnya, surve #StatusOfMinde yang dipublikasikan oleh United Kingdom’s Royal Society for Public Health.
Survei yang melibatkan 1.479 responden usia 14-25 pada Februari-Mei 2017 di Inggris Raya itu mendapati bahwa responden menilai Instagram memiliki efek buruk pada kesehatan mental, seperti kecemasan tinggi, depresi, bullying, dan FOMO (takut tidak kekinian alias takut ketinggal berita di medsos. Salah satu efek sosial dari Instagram ialah membuat para gadis dan wanita merasa bahwa tubuh mereka kurang ideal sehingga banyak diedit agar tampak sempurna, dikutip dari Kompas.com.
The Guardian menggambarkan bahwa Instagram adalah media sosial yang mengubah hidup banyak orang secara dramatis. “Pengejaran kesempurnaan telah menyebabkan peningkatan operasi plastik yang terinspirasi filter…,” tulis surat kabar Inggris itu.
Dalam bukunya “"No Filter: The Inside Story of Instagram", Sarah Fier menggambarkan bagaimana Instagram begitu didesain untuk mempengaruhi penggunanya. Kemunculan filter di IG juga lantaran didasarkan pada tak semua hasil jepretan kamera pengguna adalah menarik dan bagus. Filter dirasa dapat digunakan untuk membuat foto, dan lebih jah lagi, kehidupan penggunanya, terlihat lebih menarik dari aslinya.
Hal yang mencolok di buku tersebut ialah alih-alih Instagram ingin membangun komunitas yang menghargai seni dan kreativitas, justru "mereka membangun mal", tulis The Guardian.
Sementara banyak influencer mengunggah makanan mewah, perjalanan yang keren, tubuh atletis nan ideal, dan lain-lain, para pengikutnya di Instagram justru “menjual hidup mereka dengan cara tertentu agar bisa dianggap hidup normal ala media sosial”.[]