Clubhouse Bantah Data Penggunanya Bocor, Ini Alasannya

Clubhouse | Foto: Unsplash

Cyberthreat.id – Aplikasi audio sosial asal Amerika Serikat, Clubhouse, membantah bahwa data penggunanya bocor. Perusahaan mengatakan tidak sedang mengalami pelanggaran sistem elektronik.

Data yang tersedia untuk umum tersebut—di forum jual beli data—diklaim memang tersedia atau dapat diakses melalui API aplikasi.

“Ini [informasi, red] menyesatkan dan salah. Clubhouse tidak dibobol atau diretas. Data yang dimaksud ialah semua informasi profil publik dari aplikasi kami yang dapat diakses oleh siapa saja melalui aplikasi atau API kami,” tulis Clubhouse (@joinClubhouse) di Twitter ketika menanggapi cuitan dari akun @Techmeme yang mengutip berita CyberNews, Minggu (11 April 2021).

Sebelumnya, pada Sabtu (10 April), CyberNews, diakses Senin (12 April) menurunkan artikel tentang dugaan kebocoran data pengguna Clubhouse. Data pengguna yang diduga bocor itu diklaim berisi 1,3 juta catatan pengguna.


Informasi data pengguna Clubhouse yang ditawarkan di forum jual beli data. Sumber: CyberNews


Basis data yang bocor berisi berbagai informasi terkait pengguna, antara lain:

  • nama
  • URL foto
  • nama pengguna
  • Twitter handle
  • Instagram handle
  • jumlah pengikut
  • jumlah orang yang diikuti oleh pengguna
  • tanggal pembuatan akun
  • diundang oleh nama profil pengguna

Contoh data yang bocor


Jika Anda merasa khawatir apakah informasi tentang diri Anda di Clubhouse bocor, bisa lakukan sejumlah hal berikut, seperti dikutip dari CyberNews:

  • Gunakan pemeriksa kebocoran data pribadi untuk mengetahui apakah email Anda bocor atau tidak, seperti CyberNews, Have I Been Pwned, dan lain-lain.
  • Waspadalah terhadap pesan Clubhouse yang mencurigakan dan permintaan koneksi dari orang asing.
  • Pertimbangkan untuk menggunakan pengelola kata sandi untuk membuat kata sandi yang kuat dan menyimpannya dengan aman.
  • Aktifkan otentikasi dua faktor (2FA) di semua akun online Anda.
  • Selain itu, berhati-hatilah dengan email dan pesan teks phishing yang potensial.
  • Sekali lagi, jangan mengeklik sesuatu yang mencurigakan atau menanggapi siapa pun yang tidak Anda kenal.[]