Diblokir Facebook, Aplikasi Berita ABC Australia Malah Terbanyak Diunduh

Ajakan mengunduh aplikasi ABC News setelah diblokir di Facebook

Cyberthreat.id - Keputusan Facebook memblokir munculnya tautan berita dari  situs-situs berita asal Autralia di platformnya, mendatangkan semacam keberuntungan lain bagi situs berita Australia, seperti yang dialami ABC News, media yang didanai dengan dana hibah dari pemerintah Australia.

Dilansir dari The Verge, tak lama setelah diblokir di Facebook, aplikasi berita milik ABC News melesat ke urutan kedua dalam daftar aplikasi terbanyak diunduh di App Store untuk pengguna Australia. Sementara untuk kategori aplikasi berita, unduhan ABC News menempati urutan pertama. Itu berdasarkan peringkat yang dibuat oleh firma analitik App Annie.

Wartawan Financial Times Uma Patel bahkan sempat mengunggah tangkapan layar di Twitter ketika aplikasi ABC News menempati urutan teratas di daftar unduhan, melewati Instagram, Facebook Messenger, dan aplikasi Facebook sendiri.


Aplikasi ABC News melesat ke urutan teratas dalam daftar unduhan terbanyak di App Store | Sumber: Twitter/Uma Patel


Tak lama setelah Facebook mengumumkan memblokir tautan link yang mengarah ke situs berita Australia dari platformnya, ABC News mempromosikan ajakan mengunduh aplikasinya. Dengan begitu, pengguna bisa langsung membaca beritanya dari aplikasi, tidak berdasarkan tautan link dari Facebook atau media sosial lain.

“Kehilangan berita kami di Facebook? - Dapatkan berita terbaru dan pemberitahuan langsung dengan aplikasi ABC News,” tulis ABC News.

Sejak itu, aplikasi tersebut melompat dari urutan ke-400 dalam daftar unduhan terbanyak, ke urutan dua saat ini.

Seperti diketahui, sejak dua hari lalu Facebook mengumumkan memblokir tautan berita dari situs media Australia. Tindakan itu merespon rencana pemerintah Australia yang hendak mewajibkan Facebook dan Google membayar kepada perusahaan media atas setiap tautan link dari konten yang dibuat oleh  perusahaan media Australia.

Aturan itu muncul dengan latar belakang bahwa Facebook dan Google mendapat banyak keuntungan dari iklan atas konten yang dibuat oleh perusahaan media. Karena itu, aturan baru yang sedang dalam tahap akhir pembahasan itu, bermaksud meminta Facebook dan Google berbagi keuntungan dengan perusahaan media yang megap-megap karena porsi iklannya tersedot ke kedua raksasa internet global itu.

Menurut laporan BBC, dari setiap A$ 100 yang dihabiskan untuk iklan digital di media Australia saat ini, A$ 81 masuk ke Google dan Facebook.

Namun, Facebook tak sepakat dengan pemikiran itu. Menurut Facebook, mereka tidak mendapat banyak keuntungan dari munculkan tautan konten dari situs berita Australia di beranda penggunanya. Lagi pula, tautan itu biasanya dibagikan oleh pengguna, bukan oleh pihak Facebook sendiri.

Karena itu, direktur pelaksana Facebook Australia William Easton mengatakan, undang-undang itu berusaha "untuk menghukum Facebook untuk konten yang tidak diambil atau diminta."

Facebook mengatakan telah membantu penerbit Australia mendapatkan sekitar A$ 407 juta tahun lalu melalui referensi berita, tetapi untuk dirinya sendiri "keuntungan platform dari berita sangat minim". (Baca juga: Diblokir Facebook, PM Australia: Arogan dan Mengecewakan, tapi Kami Tak Akan Terintimidasi).

Namun, mencari berita adalah alasan terbesar ketiga mengapa orang pergi ke media sosial, menurut Laporan Berita Digital Reuters.

Facebook sejauh ini merupakan platform sosial terpenting untuk berita. Di Australia, sekitar 36% orang menggunakan platform ini untuk berita. Sementara itu, hanya 14% orang Australia yang membayar berita online.

Di bawah larangan tersebut, penerbit Australia juga dilarang membagikan atau memposting tautan apa pun di halaman Facebook mereka, di mana media-media Australia seperti ABC News, dan surat kabar seperti The Sydney Morning Herald dan The Australian memiliki jutaan pengikut di sana. Facebook menghapus semua tautan berita lama yang pernah diunggah di sana, yang membuat halaman Facebook mereka sekarang kosong melompong. (Lihat: Akhirnya Facebook Benar-benar Memblokir Situs Berita Australia dari Platformnya).

Laman Facebook milik ABC News yang kosong melompong setelah diblokir oleh raksasa media sosial itu

Laporan terbaru dari NiemanLab menyebutkan, pemblokiran tautan dari situs berita di Facebook telah secara dramatis menyusutkan audience untuk beberapa outlet berita Australia, membuat trafik kunjungan melorot hingga 93 persen sehari setelah larangan diberlakukan.

Google menempuh pendekatan berbeda dibanding Facebook. Setelah sebelumnya sempat mengancam menarik diri dari Australia jika undang-undang baru itu diberlakukan, belakangan Google bersedi membayar untuk perusahaan media untuk Google News Showcase, gerai khusus yang memajang daftar berita yang dibayar Google, termasuk menggratiskan konten berbayar. Sejauh ini, tiga media besar Australia telah meneken kesepakatan dengan Google, yakni:  Seven West Media, Nine Entertainment, dan NewsCorp milik konglomerat media Rupert Murdoch.[]