GBWhatsApp Jadi Obrolan di Twitter, Pakar Sebut Aplikasi yang Rentan Malware

WhatsApp GB | Foto: blogpress.id

Cyberthreat.id – Aplikasi mirip WhatsApp ini sedang menjadi topik obrolan ramai warganet di Twitter sejak Selasa (2 Februari 2021). Namanya: GBWhatsApp.

Dari pencarian melalui Google search dengan kata kunci "WhatsApp GB third party", memang sejak 2019 telah ramai diberitakan media-media dari luar negeri.

Di situs web Pusat Bantuan WhatsApp (FAQ), WhatsApp pun telah mengeluarkan pernyataan resmi dan mengancam akan memblokir akun yang menggunakan aplikasi tidak resmi tersebut.

"Jika Anda tidak beralih ke aplikasi resmi setelah diblokir sementara, akun Anda mungkin akan diblokir secara permanen dari menggunakan WhatsApp,” kata WhatsApp, dikutip Rabu (3 Februari 2021).

GBWhatsApp memang mirip sekali dengan aplikasi pesan daring milik Facebook itu. Aplikasi ini tidak tersedia di Google Play Store dan hanya diunduh melalui sebuah tautan yang mengarahkan ke file unduhan pada sebuah situs web.

Tampilan GBWhatsApp sedikit dimodifikasi sehingga terdapat fitur-fitur tambahan yang diberikan pengembang.

Sejumlah pengguna di Twitter yang menggunakan aplikasi itu tertarik menginstal karena fitur-fitur yang ditawarkan. Kepada Cyberthreat.id, sejumlah pengguna mengatakan, aplikasi itu bisa melihat “Status” yang sudah terhapus oleh pengguna WhatsApp resmi.

WhatsApp memiliki fitur berbagi “Status” yang mendukung teks, foto, dan video dan hilang secara otomatis dalam 24 jam.

Namun, pengguna GBWhatsApp tetap bisa melihat “Status” yang telah dihapus secara manual atau secara otomatis oleh WhatsApp resmi.

Begitu pula dengan pesan yang diurungkan atau dihapus (unsend), pengguna GBWhatsApp tetap bisa melihat pesan itu meski telah dihapus oleh lawan bicaranya.

Amankah?

Menurut Ketua Indonesia Cyber Security Forum (ICSF) Ardi Sutedja K., GBWhatsApp adalah "aplikasi ilegal" dan telah dinyatakan berbahaya oleh WhatsApp Inc.

"Aplikasi itu telah diumumkan oleh WhatsApp, bukan produk mereka dan mengandung malware,” kata Ardi kepada Cyberthreat.id, Selasa (2 Februari 2021).

Menurut Ardi, fitur yang disediakan oleh WhatsApp GB memang membuat masyarakat tertarik, tetapi itu menempatkan pengguna WhatsApp resmi dalam keadaan berbahaya. Pasalnya, pengguna aplikasi GBWhatsApp bisa membantu pendistribusian malware.

"Kalau di grup, pengguna GBWhatsApp bisa menginfeksi malware ke pengguna lain di grup,” kata Ardi.

Penyebaran malware itu dimungkinkan, kata Ardi, karena pengembang atau pemilik aplikasi GBWhatsApp bisa mengendalikan akun penggunanya sehingga bisa melakukan apapun yang diinginkan.

“Pengembangnya banya dari Timur Tengah, ada juga di Afrika, dan semuanya enggak jelas,” tutur Ardi yang sempat menginstal aplikasi tersebut.

Karena tak bisa dipakai lagi, Ardi pun menghapusnya. "Dulu sempat saya tes pakai tiga bulan langsung mati karena mesin keamanan WhatsApp deteksi itu produk palsu. Itu biasanya diunduh dari APK bukan di Google Play Store,” tuturnya.

Ardi mengaku kurang begitu paham mengapa WhatsApp GB mampu menyediakan kembali “Status” atau pesan-pesan yang telah dihapus kepada penggunanya.

Melihat masih adanya orang Indonesia yang menggunakan aplikasi ilegal ini, Ardi menilai kesadaran keamanan digital masyarakat masih sangat jelek.

"Orang hanya peduli pada kinerjanya, tidak terkait hal-hal keamanannya. Yang penting berfungsi, tapi risiko tidak pernah dipikirkan," tuturnya.

Anda punya komentar soal GBWhatsApp?[]

Redaktur: Andi Nugroho