Mengapa Alphabet, Induk Usaha Google, Tutup Proyek Balon Internet?

Loon | Foto: engadget.com

Cyberthreat.id – Perusahaan induk Google, Alphabet, akan menutup proyek balon internet yang terbang di stratoster atau biasa disebut “Loon” karena belum menemukan bisnis model untuk jangka panjang.

Dimulai pada 2011, Loon digagas untuk menjangkau daerah-daerah di dunia yang belum terjangkau internet.

Balon internet ini pernah direncanakan mengudara pada Januari 2016 di Indonesia. Indosat Ooredoo adalah satu dari tiga operator Indonesia yang menjadi mitra Google untuk uji coba teknis balon internet Loon. Selain Indosat, partner Google tersebut adalah XL Axiata dan Telkomsel.(Baca: Balon Internet Google Terbang Jauh, Indonesia Bagaimana?)

Namun, itu tidak akan terjadi lagi karena tidak seperti balon yang diterbangkan hingga jauh, balon internet Google ini tidak akan terbang jauh lagi.

Alphabet mengumumkan pada Kamis (21 Januari 2021) akan menutup proyeknya tersebut. Ini menandakan akhir kisah setelah sembilan tahun beroperasi membantu komunitas di daerah yang sulit atau terpencil dijangkau layanan internet.

Selama ini, balon internet menjadi bagian dari Divisi X Google. Baik proyek Loon dan X, semuanya dimiliki oleh Alphabet Inc. Pendanaan balon internet sendiri memanfaatkan raksasa periklanan online, Google—selama ini perusahaan mesin pencari ini memang mendanai ide-ide unik.

Loon sejak awal memang dipandang sebagai ide gila atau berisiko. Pertama kali perusahaan melepaskan proyeknya itu di Selandia Baru pada Juni 2013. Tujuannya pada saat itu adalah untuk meluncurkan ribuan balon besar sejauh 12 mil (20 kilometer) ke stratosfer untuk menjembatani celah kesenjangan digital antara 4,8 miliar orang dan 2,2 miliar mitra terpasang dengan mereka.

Karena balon internet itu, banyak negara yang memiliki tidak ada akses internet akhirnya mendapatkan lebih banyak cara untuk online. Hal itu membuat Loon semakin tertantang menemukan cara menghasilkan uang, tapi model bisnis mereka terganjal, hingga berujung pada keputusan mereka untuk menutup proyek ini.

"Jalan menuju kelangsungan komersial telah terbukti jauh lebih lama dan lebih berisiko dari yang diharapkan," tulis Kapten Moonshots, divisi Google X, Astro Teller, dikutip dari APNews, diakses Minggu (24 Januari 2021).

Astro mengatakan ini keputusan yang sulit untuk menutup Loon.

"Meskipun kami sedih dan kecewa karena perjalanan Loon telah berakhir, konektivitas tetap menempati urutan teratas dalam daftar ruang kami untuk terus berburu ide-ide bulan dan berharap Loon akan terus hidup sebagai inspirasi bagi orang lain untuk mencoba ide-ide berani dan radikal," kata Astro.

Balon Loon telah bekerja sama dengan penyedia telekomunikasi untuk menyediakan akses internet di Kenya dan akan terus melakukannya hingga Maret, kata Astro.

Karena bekerja sama dengan perusahaan lain dalam akses itu, Loon pun berharap tidak ada gangguan pada akses internet di Kenya.

Sementara itu, kata Astro, karena Loon ditutup maka untuk membantu Kenya memperluas akses internetnya Alphabet memberikan US$10 juta kepada organisasi nirlaba dan bisnis yang bertujuan memajukan tujuannya tersebut.

Selanjutnya, karyawan Loon pun dialihkan ke Divisi X, Google atau Alphabet, kata Astro. Dan, sebagian karyawan lain akan diberhentikan dan diberi pesangon. Namun, Astro tidak menjelaskan berapa banyak karyawan Loon yang masu daftar PHK.[]

Redaktur: Andi Nugroho