Media Sosial Parler Gugat Amazon karena Putuskan Web Hosting
Cyberthreat.id - Platform media sosial Parler menuntut Amazon.com Inc setelah Amazon Web Service (AWS) memutuskan layanan web hosting untuk Parler.
Dalam berkas tuntutan yang diajukan ke Pengadilan Distrik di Seattle, seperti dikutip dari Reuters, Parler mengatakan Amazon memberikan "pukulan mematikan" dengan memutus web-hosting pada Minggu (10 Januari 2021) waktu setempat
Tindakan Amazon itu dilakukan setelah Apple dan Google menghapus aplikasi itu dari toko aplikasi mereka karena memuat konten kekerasan dan disinformasi saat kerusuhan di gedung Capitol, Washington DC pekan lalu.
Parler terkenal banyak digunakan oleh simpatisan Presiden Amerika Serikat Donal Trump, meski Trump sendiri tidak menggunakan platform itu.
"Keputusan AWS untuk secara efektif menghentikan akun Parler tampaknya dimotivasi oleh permusuhan politik," bunyi gugatan Parler.
"Ini juga tampaknya dirancang untuk mengurangi persaingan di pasar layanan mikroblogging untuk kepentingan Twitter."
Parler menuduh Amazon Web Service berpura-pura dalam mengawasi platform, termasuk soal menghapus konten yang mendukung kekerasan. Pasalnya, menurut Parler, Amazon tidak menangguhkan Twitter meskipun di sana bergaung topik "gantung Mike Pence", Wakil Presiden AS. Padahal, seperti Parler, Twitter juga menggunakan infrastruktur Amazon untuk web hosting.
Parler mengibaratkan pemutusan web hosting mereka oleh Amazon seperti mencabut kabel pernafasan pasien di rumah sakit.
Amazon menyatakan gugatan itu tidak ada gunanya. Mereka menghormati keputusan Parler untuk mengizinkan konten apa yang dimuat di platform itu, namun "Parler tidak bisa atau tidak mau" menghapus konten-konten yang mendukung kekerasan.
Contoh yang diberikan Amazon termasuk posting yang menyerukan pembunuhan Demokrat, Muslim, pemimpin Black Lives Matter, dan jurnalis media arus utama.
Parler meminta pengadilan memerintahkan Amazon untuk menghidupkan kembali hosting situs mereka dan membayar ganti rugi tiga kali lipat.
Parler mengatakan saat ini mereka memiliki 12 juta pengguna dan akan kehilagan jutaan calon pengguna lainnya karena kubu konservatif menyerukan pengikutnya di Twitter untuk bergabung ke Parler.[]