Diblokir Apple, Google, dan Amazon, CEO Parler: Ini Serangan Terkoordinasi Raksasa Teknologi
Cyberthreat.id – Aplikasi jejaring sosial Parler yang dipakai pendukung Presiden Donald Trump untuk memobilisasi massa resmi diblokir oleh toko aplikasi App Store dan layanan hosting web Amazon.com, Sabtu (9 Januari 2021).
Layanan Parler yang mendadak populer selama penyerbuan pendukung Trump ke Gedung Parlemen AS (Capitol) pekan lalu dianggap belum serius memoderasi konten-konten yang menghasut kekerasan.
“Kami telah memblokir Parler dari App Store sampai mereka menyelesaikan masalahnya,” kata Apple dalam sebuah pernyataan, Sabtu.
Apple memberi waktu kepada pengembang Parler 24 jam untuk mengirimkan rencana moderasi terperinci.
Sementara, Amazon juga telah menonaktifkan situs web Parler, kecuali jika mereka mendapatkan perusahaan baru untuk memhosting layanannya.
Amazon memblokir Parler dari unit Amazon Web Services (AWS), karena melanggar persyaratan layanan AWS. Parler dianggap gagal menangani secara efektif peningkatan konten kekerasan, kata tim AWS Trust and Safety seperti dikutip dari Reuters, Minggu (10 Januari).
Langkah keduanya mengikuti keputusan Google yang juga mencopot dari toko aplikasinya Google Play Store pada Jumat (8 Januari).
Parler dianggap oleh pendukung Trump sebagai medium komunikasi bebas—disebutnya sebagai “surga kebebasan” bagi orang-orang yang dikeluarkan dari Twitter.Pekan lalu akun Twitter pribadi Donald Trump juga didepak oleh Twitter secara permanen.
Karena “risiko yang sangat nyata terhadap keselamatan publik” yang ditimbulkan Parler, AWS memblokir akun Parler mulai Minggu, pukul 23.59 waktu setempat.
Tak terima diblokir
CEO Parler John Matze mengecam tindakan Amazon, Google dan Apple. Ia menyebut tindakan tersebut sebagai upaya terkoordinasi terhadap Parler.
Menurut dia, dengan memblokir Parler, justru akan menimbulkan kerusakan paling besar karena Trump juga dilarang dari platform media sosial lainnya.
“Ada kemungkinan Parler tidak akan tersedia di internet hingga seminggu karena kami membangun kembali dari awal,” katanya.
"Ini adalah serangan terkoordinasi oleh raksasa teknologi untuk membunuh persaingan di pasar ... Anda dapat mengharapkan perang melawan persaingan dan kebebasan berbicara akan terus berlanjut, tetapi jangan mengesampingkan kami."
Selain Parler, pengguna media sosial sayap kanan di Amerika Serikat telah berbondong-bondong ke aplikasi perpesanan Telegram dan situs web jejaring sosial Gab.[]