10 Orang Paling Berbahaya di Internet Sepanjang 2020
Cyberthreat.id – Pandemi Covid-19 membuat penggunaan internet semakin masif karena aktivitas digeser ke dunia daring (online). Karena masifnya penggunaan internet, ancaman digital dan perang informasi di internet juga hadir di sepanjang 2020.
Karena semua beralih ke dunia daring, ancaman peretasan pun kian marak. Namun, tidak hanya para peretas saja yang menjadi orang berbahaya di internet sepanjan tahun lalu.
Media daring teknologi, WIRED, pun membuat daftar “orang paling berbahaya di internet” setiap tahun. Mereka adalah seseorang, tokoh publik, atau kelompok yang menabur disinformasi dan hoaks di internet serta ancaman atau serangan peretasan.
Pada tahun lalu, WIRED masih mempertahankan sosok yang sebelumnya juga masuk daftar pada 2019. Berikut ini “Orang-orang berbahaya di internet pada 2020”, diakses Senin (4 Januari 2021).
Donald Trump
Presiden Amerika Serikat ini sudah ada di daftar orang paling berbahaya di internet enam tahun berturut-turut. Kini, Donald Trump menduduki puncak teratas pada daftar ini. Trump di masa jabatan kepresidenannya berakhir, ia tetap menjadi satu-satunya sumber disinformasi paling kuat di dunia dan perundungan siber yang paling "beracun" di internet, menurut WIRED.
Trump telah membuat publik bingung sejak awal-awal virus corona hadir. Bagaimana tidak membuat bingung, Trump menggunakan Twitter-nya menyebarkan pesan bahwa Covid-19 tidak mengerikan sehingga dapat mengecilkan ketakutan akan virus ini.
Tak hanya itu, Trump juga mempromosikan pengobatan yang tidak terbukti dan akhirnya mendiskreditkan penyakit itu seperti obat antimalaria hydroxychloroquine.
Hal lain yang membuat publik kebingungan dalam menghadapi Covid-19 yakni Trump menuntut dibukanya pembatasan sosial yang diterapkan gubernur-gubernur di negara bagian dan mengubah pilihan untuk memakai masker.
Begitu pula setelah kematian lelaki kulit hitam George Floyd di tangan polisi Minneapolis, Trump mencerca para pemrotes “Black Lives Matter” di kota-kota seluruh AS, menggambarkan para pemrotes sebagai perusuh dan memantik api kekerasan dengan pernyataannya secara online seperti "ketika penjarahan dimulai, penembakan dimulai".
Terakhir, Trump menghabiskan bulan-bulan di masa akhir jabatannya dengan upaya yang memalukan dan gila: berusaha meyakinkan para pengikutnya bahwa hasil pemilu pada November 2020 adalah keliru. Trump mengatakan dirinya dicurangi oleh Joe Biden.
Sebuah pernyataan yang oleh pejabat pemerintahannya sendiri dianggap sebagai pernyataann yang tidak memiliki dasar dalam kenyataan.
Mark Zuckerberg
Pendiri Facebook ini pun dinilai gagal dalam merespons masalah yang ditimbulkan dari platform media sosialnya yang memperkuat informasi salah dan berulang kali dieksploitasi sebagai corong untuk akun troll—akun palsu dari kaum pendengung (buzzer)—yang dibuat pemerintah.
Zuckerberg terbukti tidak mau mengambil risiko untuk mengekang arus informasi palsu meski Facebook telah mengubah algoritma News Feed-nya dan menambahkan tambahan pengecekan fakta pada klaim Presiden Trump tentang pemilihan yang dicurang.
Akan tetapi, itu terjadi setelah pemilu.
Facebook juga telah menjadi salah satu sumber terbesar disinformasi Covid-19 dan mitos anti-vaksinasi. Facebook juga dianggap masih gagal dalam menghentikan pemerintah di seluruh dunia membanjiri platform dengan propaganda yang diunggah oleh akun troll.
Media sosial lain, Twitter dan YouTube juga diposisi yang sama, tetapi skala dan jangkauan global berbeda dengan Facebook.
UNC2452
Selama lebih dari setahun peretas yang dikenal dengan nama “UNC2452” diyakini bekerja atas nama badan intelijen asing (SVR) Rusia.
Mereka telah menerobos sejumlah badan pemerintah dan perusahaan.
UNC2452 menyebabkan kerusakan serius dan berpotensi melakukan lebih banyak lagi kerugian dengan menggunakan teknik peretasan canggih, tulis WIRED.
Scott Atlas
Selain Donald Trump, penyebar disinformasi Covid-19 lainnya paling berbahaya pada 2020 yakni Scott Atlas, penasihat gugus tugas covid-19 Gedung Putih hingga pada akhirnya mengundurkan diri pada akhir November 2020.
Scott seorang ahli neuroradiologi di Stanford's Hoover Institution, menarik perhatian presiden dengan sikapnya yang menentang karantina (lockdown) selama tampil di suatu acara di Fox News.
Scott telah menganjurkan kebijakan untuk menginfeksi lebih banyak orang dengan Covid-19 sebagai bagian dari teori kekebalan (herd immunity) dan mengunggah pesan palsu bahwa masker tidak efektif menghentikan penyebaran virus.
Bahkan, Scott telah menyerukan melalui Twitter agar orang-orang melawan pemerintah negara bagian yang menerapkan karantina.
Dengan posisi kekuasaan yang dipegangnya selama berbulan-bulan, secara unik adalah sosok yang berbahaya di internet.
Boogaloo Bois
Boogalo Bois ini kelompok ekstremis sayap kanan yang menggabungkan budaya internet meme dengan kekerasan dunia nyata.
Kelompok ini ingin mewujudkan perang saudara kedua ("Boogalo") dan menggulingkan pemerintah federal AS. Gerakan kelompok ini muncul pertama kali di forum internet 4chan. Menggunakan meme dengan seruan untuk kekerasan bersenjata terhadap pejabat federal.
Kelompok ini merambah Facebook dan mengunggah konten yang menyerukan kekerasan. Beberapa insiden pun diyakini berhubungan erat dengan kelompok ini yang terjadi pada musim panas. Pada Juni 2020, dua orang diduga anggota Boogaloo didakwa menembak lima petugas polisi dan penjaga keamanan gedung pengadilan sehingga menewaskan dua orang.
Anggota gerakan ini juga menyusup di protes “Black Lives Matter” yang memprovokasi dan mengancam kekerasan di tengah aksi damai.
Jim dan Ron Watkins
Sebagai pengawas dari forum internet berkumpulnya supremasi kulit putih, 8chan dan 8kun, Jim dan Ron Watkins telah mengembangkan platform yang sepenuhnya tidak dimoderasi untuk rasisme, kebencian terhadap wanita, dan anti-semitisme (kebencian terhadap Yahudi).
Kedua orang ini juga menyediakan media untuk gerakan lain yang berkembang dan berbahaya yang terputus dari hampir semua fakta yakni QAnon.
Sejak 2017, pengikut teori konspirasi QAnon mengungkapkan jaringan pedofilia besar-besaran yang diyakini hanya Donald Trump dan whistleblower misterius yang dikenal sebagai Q dapat menghentikannya.
Namun, asal muasal konspirasi QAnon dan identitas Q menjadi misteri, tetapi berbagai investigasi media berteori bahwa persona Q mungkin dibuat oleh Jim, pemilik 8chan tempat Q memposting pesan atau putranya Ron, admin 8kun yang menjadi penerus 8chan.
Teori-teori itu masih belum dikonfirmasi, dan keduanya menyangkal bahwa mereka adalah Q. Paling tidak ,mereka telah menciptakan lahan subur untuk gerakan teori konspirasi.
Peretas TrickBot
Tak ada satu pun grup yang mewakili penghancuran sebanyak operator botnet TrickBot. Botnet ini menginfeksi satu juta komputer dan membawa ransomware seperti Conti dan Ryuk di banyak perusahaan, termasuk fasilitas penelitian medis dan rumah sakit.
Bahkan, botnet ini juga disewakan kepada peretas Lazarus yang berfokus pada pencurian di Korea Utara.
Pada Oktober 2020, peneliti mendemukan ada elemen baru yang dirancang untuk meretas firmware UEFI yang tertanam dalam komputer–teknik yang dapat membuat perangkat lunak perusak mereka jauh lebih sulit untuk dideteksi atau dibasmi. Pada bulan yang sama, aliansi industri teknologi dari perusahaan keamanan dan Microsoft mengambil tindakan hukum untuk memaksa penyedia layanan internet untuk menghapus server perintah dan kontrol (C&C) TrickBot yang berbasis di AS.
US Cyber Command pun meluncurkan operasi untuk menghancurkan botnet ini. Namun, mengingat kemampuan beradaptasi dan agresi grup ini, TrickBot diyakini akan kembali pada 2021.
Peretas GRU
Kelompok peretas yang diduga terkait badan intelijen militer (GRU) Rusia seperti “Fancy Bear” dan “Sandworm” tidak membuat kekacauan seperti tahun sebelum-sebelumnya, tetapi Microsoft memperingatkan pada September 2020 bahwa Fancy Bear telah berusaha meretas ratusan target, di antaranya terkait dengan pemilu AS.
Pada November 2020, intelijen Inggris dan AS bersama-sama memperingatkan bahwa peretas GRU juga berniat menyabotase Olimpiade 2020 di Tokyo, sebelum pertandingan akhirnya ditunda karena Covid-19.
Berserk Bear
GRU dan SVR bukan satu-satunya peretas Rusia yang melanggar infrastruktur penting AS dan mengancam sistem pemilu selama setahun terakhir.
“Berserk Bear” juga diyakini bekerja melayani Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB). Pada Oktober 2020, Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA) memperingatkan bahwa Berserk Bear telah melakukan peretasan yang menargetkan lembaga pemerintah seluruh tingkatan daerah hingga sektor penerbangan.
Berserk telah mengganggu jaringan listrik AS pada 2017 yang membuat kelompok ini mengakses langsung ke beberapa utilitas listrik AS.
Berbeda dengan GRU, kelompok ini tidak pernah menggunakan aksesnya untuk melakukan tindakan merusak. Namun, upaya berkelanjutannya membuat infrastruktur penting AS dalam risiko—inilah yang menjadikannya sebagai salah satu tim peretas paling berbahaya di dunia.
Peretas IRGC Iran
Peretas ini diduga bekerja untuk Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran dan diangggap turut campur di pemilu AS tahun lalu. Kelompok peretas Iran ini menyamar sebagai kelompok Proud Boys sayap kanan dan mengancam siapa pun untuk tidak memilih Trump, menurut Kantor Direktur Intelijen Nasional.
Namun, aksi mereka ini kurang dirancang untuk mempengaruhi pemilihan Trump, melainkan menciptakan kebingungan dan perpecahan politik lebih lanjut. Dengan kata lain, upayanya gagal. Meski begitu, ini menunjukkan keinginan IRGC Iran menjangkau seluruh dunia dan mencoba membuat kekacauan, tulis WIRED.[]
Redaktur: Andi Nugroho