Ini Rencana Smartfren, Telkomsel, dan Tri Indonesia Usai Pilih Frekuensi 5G

Telkomsel | Foto: VOA Indonesia

Cyberthreat.id – Tiga operator seluler Indonesia telah memilih blok pita frekuensi 2,3GHz.

Smartfren memilih blok A, Telkomsel memilih blok C, dan Tri Indonesia memilih blok B. Blok yang telah ditetapkan itu pun akan digunakan operator selama 10 tahun ke depan dan dapat diperpanjang 10 tahun berikutnya.

Pita frekuensi 2,3GHz sebenarnya telah dihuni oleh Smartfren dan Telkomsel, yaitu rentan 2.300-2.330 MHz dimiliki Telkomsel dan 2.330-2.360 MHz dimiliki Smartfren.

Sementara yang dilelang oleh pemerintah pekan lalu ialah rentan 2.360-2.390 MHz dan dibagi menjadi 3 blok dengan masing-masing lebar per blok 10MHz.

Pendek kata, kedua operator penghuni lama akan memiliki lebar pita 40 MHz, sementara Tri memiliki 10 MHz saja mengingat Tri penghuni baru. (Baca: Setelah Tiga Operator Seluler Memilih Blok Frekuensi, Kapan 5G Hadir di Indonesia?)

Lalu, apa rencana ketiga operator ini dengan pita frekuensi yang didapatkannya? Sementara lebar spektrum untuk menggelar 5G yang paling bagus adalah 100 MHz, operator hanya memiliki 40MHz dan 10MHz.

Cyberthreat.id pun menanyakan hal tersebut kepada ketiga operator.

Telkomsel mengatakan akan menunggu peraturan detail terkait kerja sama penggunaan spektrum frekuensi tersebut.

"Jika merujuk ke UU Cipta Kerja, kerja sama penggunaan spektrum frekuensi untuk teknologi baru (seperti 5G) dimungkinkan. Namun, terkait hal tersebut masih menunggu aturan lebih lanjut yang saat ini detailnya terdapat dalam Rancangan PP Postelsiar (Pos, Telekomunikasi, dan Penyiaran) yang sedang dikonsultasikan secara publik oleh Kementerian Kominfo RI," ujar VP Corporate Communications Telkomsel, Denny Abidin, Senin (21 Desember 2020).

Denny menuturkan, tambahan spektrum frekuensi akan dimanfaatkan Telkomsel untuk memperkuat pengembangan layanan broadband terkini seperti 4G LTE serta melanjutkan pengembangan implementasi teknologi jaringan 5G yang akan segera diterapkan di Indonesia.

"Berharap pencapaian ini juga akan mendukung penguatan ekosistem digital di Indonesia, termasuk industri kreatif digital, e-commerce, dan mendorong transformasi digital segmen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)," kata Denny.

Tri juga akan menggunakan tambahan frekuensi untuk menambah kapasitas untuk layanan data yang terus meningkat. "Sehingga bisa memberikan layanan terbaik bagi seluruh masyarakat," ujar Wakil Presiden Direktur Tri Indonesia, M. Danny Buldansyah, Selasa (22 Desember).

Tri Indonesia juga akan ekspansi ke daerah-daerah yang belum dijangkau jaringan Tri guna mendukung program transformasi digital di sektor ekonomi, sosial, dan pemerintah. Selain itu, Tri Indonesia, kata Danny, juga dipersiapkan penerapan jaringan 5G di masa depan.

Sementara, Smartfren mengklaim membuka peluang kerja sama dengan operator untuk 5G di Indonesia.

"Kami yakin dengan adanya kerja sama yang baik, maka implementasi teknologi 5G dapat benar-benar menjangkau berbagai lapisan masyarakat dan meningkatkan kualitas layanan. Ini sangat penting di era digital seperti sekarang yang sebagian besar kegiatan mengandalkan internet," kata Presiden Direktur Smartfren, Merza Fachys, Selasa.

"Kami menyiapkan 5G bukan sekadar penggelaran jaringan 5G. Tapi, ekosistem yg akan membuat layanan 5G akan sangat berdaya guna bagi industri dan masyarakat, juga sedang dilakukan studi nya lebih mendalam. Mudah-mudahan akan segera final," ujar Merza.

Medio 2019, Smartfren melakukan uji coba 5G di Marunda, Jakarta Utara dan menghasilkan kecepatan 8,7 Gbps dengan memanfaatkan pita frekuensi 2,8GHz

Terkait frekuensi tambahan kali ini, kata dia, akan dipakai untuk memperluas jaringan ke daerah-daerah baru yang saat ini belum mendapat layanan Smartfren.

"Kalau semakin besar frekuensinya, kapasitas layanan bisa ditingkatkan, internet jadi lebih cepat, lebih enak dipakai, juga lebih efisien dari sisi biaya investasinya. Terutama, di tengah semakin tingginya minat masyarakat terhadap kegiatan virtual, seperti video conference, maupun streaming," kata Merza.[]

Redaktur: Andi Nugroho