ICANN Tolak Aksara Jawa untuk Nama Domain
Cyberthreat.id – Permohonan Internationalize Domain Name (IDN) untuk Aksara Jawa yang diajukan oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) ke lembaga internet dunia, Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) pada bulan Juli 2020, telah mendapatkan jawaban.
Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo mengatakan jawaban ICANN yang dikirimkan via email pada pekan lalu menyebutkan bahwa seluruh data yang disampaikan PANDI telah selesai dievaluasi oleh ICANN.
Merujuk pada hasil evaluasi, untuk sementara proses IDN aksara Jawa dikembalikan kepada PANDI disertai dengan beberapa alasan.
Alasan pertama, bahasa Jawa belum masuk sebagai bahasa administratif Indonesia di ISO 3166-1. Alasan kedua, ICANN melihat bahwa kemudian belum cukup bukti bahwa aksara Jawa lazim digunakan oleh seluruh atau sebagian masyarakat Indonesia.
Alasan ketiga adalah status aksara Jawa di UNICODE di mana saat ini masih masuk dalam kategori “Limited Use Script”
Inti jawaban dari ICANN itu, kata Yudho, bahwa mereka melihat bahasa Jawa sejauh ini dikomunikasikan dengan menggunakan aksara Latin. Aksara Jawa praktis digunakan hanya untuk kegiatan pendidikan, kegiatan terkait sejarah dan terkait dekorasi.
"Ini mengindikasikan bahwa proses untuk menginternasionalkan aksara Nusantara masih perlu perjuangan lebih lanjut, dimulai dari bagaimana menaikkan status aksara-aksara Nusantara di UNICODE agar tidak lagi berstatus Limited Use Script,” ujar dia dalam siaran persnya, Senin (21 Desember 2020) seperti dikutip dari Antaranews.com.
“Selain itu juga kita masih harus berjuang di ISO 3166-1 agar pengakuan terhadap bahasa ibu atau bahasa daerah tercermin dalam ISO 3166-1.”
Wakil Ketua Bidang Pengembangan Usaha, Pemasaran dan Kerjasama PANDI, Heru Nugroho, mengaku miris melihat realita bahwa aksara Nusantara masih belum bisa diakui di kancah internasional, karena peran negara yang belum optimal memperjuangkan keberlangsungan aksara nusantara.
"Saya memohon kepada sahabat penggiat aksara supaya bersedia untuk tetap mendukung kami. Pun kepada lembaga-lembaga yang saat ini sudah memberikan dukungan. Kami tidak akan berhenti, meski memahami bahwa proses ini akan sangat melelahkan," kata Heru.
Heru berharap pemerintah Indonesia lebih serius untuk bersinergi dengan pemangku kepentingan lain juga memberikan dukungan, agar aksara warisan leluhur nusantara bisa disetarakan dengan aksara lainnya di dunia dalam platform digital.[]