Hati-hati Bermain Medsos, BSSN: Jejak Digital Susah Dihapus
Cyberthreat.id – Saat ini hampir semua aktivitas mulai daftar sekolah atau perguruan tinggi, melamar kerja, hingga bepergian ke luar negeri berhubungan dengan internet dan media sosial.
"Sekarang mau ke Amerika Serikat saja kita harus menyerahkan nama akun media sosial kita untuk mendapatkan izin. Nanti, mereka akan cek, kita pernah berkomentar apa saja. Jadi, memang jejak digital itu sangat berpengaruh," ujar Direktur Proteksi Ekonomi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Anton Setiyawan, Rabu (16 Desember 2020).
Dalam sedaring bertajuk “Smart Digital Citizen, Keamanan Informasi dan Data Pribadi di Era Digital”, Anton mengingatkan, agar generasi milenial untuk selalu menjaga jejak digitalnya karena sangat berpengaruh di kehidupan dunia nyata.
Jejak digital merupakan data yang dibuat oleh seseorang selama menggunakan internet, termasuk situs web yang dikunjungi, email yang dikirim, dan informasi yang diberikan pada penyedia layanan online.
"Jejak ini akan terekam secara digital sehingga agak sulit untuk menghapusnya," ujar Anton.
Saat ini sangat mudah untuk mengecek jejak digital seseorang, hanya dengan menggunakan mesin pencari, seperti Google, atau melalui media sosial itu sendiri.
Untuk itu, sebagai pengguna internet yang cerdas, Anton menyarankan generasi milenial untuk menjaga data pribadinya di internet.
Sangat penting untuk berpikir ulang, kata dia, sebelum mengunggah sesuatu di medsos. Jangan apa yang diunggah dan dibagikan di media sosial menjadi "ancaman" bagi kehidupan di dunia nyata,” ujar dia.
Anton juga mengingatkan, agar selama menggunakan akun-akun daring menerapkan keamanan siber yang baik, salah satunya, gunakan kata sandi (password) kuat dan unik.
Berikut tujuh hal yang bisa diterapkan untuk menjaga jejak digital dan melindungi data pribadi:
- Batasi informasi pribadi
- Saring sebelum sharing
- Password adalah kunci
- Perbarui software dan aplikasi
- Enkripsi data rahasia dan sensitif
- Terapkan otentikasi berlapis
- Tingkatkan literasi dan kesadaran keamanan.[]
Redaktur: Andi Nugroho