Menyusul Huawei dan ZTE, Operasi China Telecom di AS Dihentikan

China Telecom | Foto: rcrwireless.com

Cyberthreat.id – Komisi Komunikasi Federal (FCC) Amerika Serikat telah mulai proses pencabutan izin China Telecom untuk beroperasi di AS.

Ketua FCC Ajit Pai mengatakan, sejumlah badan pemerintah AS telah merekomendasikan pencabutan dengan alasan masalah keamanan nasional, demikian seperti dikutip dari Reuters, Kamis (10 Desember 2020).

Pai mengatakan ada "kekhawatiran signifikan" bahwa China Telecom akan dipaksa untuk memenuhi permintaan informasi pemerintah China, termasuk penyadapan komunikasi.

China Telecom, perusahaan telekomunikasi terbesar di China, telah memiliki izin untuk menyediakan layanan telekomunikasi selama hampir 20 tahun di AS. Mereka sejauh ini belum memberikan tanggapan..

Sebelumnya, pada April 2020 FCC sempat mengatakan akan menghentikan operasi tiga perusahaan telekomunikasi China di AS, dengan alasan risiko keamanan nasional, seperti China Telecom, Americas China Unicom Americas, Pacific Networks Corp dan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki ComNet (AS) LLC.

Desakan pencabutan operas itu juga datang dari Departemen Kehakiman AS dan badan pemerinta lain kepada FCC.

Pada Mei 2019, FCC dengan suara bulat menolak hak perusahaan telekomunikasi China milik negara lainnya, China Mobile Ltd, untuk menyediakan layanan di AS, dengan alasan risiko bahwa pemerintah China dapat menggunakan persetujuan tersebut untuk melakukan spionase terhadap pemerintah AS.

Kemarin, FCC juga menolak petisi dari Huawei Technologies Co Ltd terkait keputusannya yang menunjuk perusahaan China tersebut sebagai ancaman keamanan nasional AS terhadap jaringan komunikasi.

Sejak Juni lalu, Huawei dan ZTE Corp China telah dianggap FCC sebagai ancaman sehingga melarang perusahaan-perusahaan AS untuk menggunakan dana subsidi untuk membeli peralatan dari perusahaan-perusahaan tersebut.

Huawei mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya “kecewa dengan keputusan FCC yang memaksa penghapusan produk kami dari jaringan telekomunikasi,” ujar Huawei.

“Hal tersebut justru menempatkan warga AS pada risiko di daerah pedesaan yang sebagian besar kurang terlayani - selama pandemi, ketika komunikasi yang dapat diandalkan itu penting. ”[]