Hacker Curi Informasi Data Vaksin Buatan Pfizer dan BioNTech
Cyberthreat.id – Produsen obat Pfizer asal Amerika Serikat dan mitranya BionNTech asal Jerman mengatakan, pada Rabu (9 Desember 2020) telah mengalami serangan siber.
Perusahaan mengklaim bahwa peretas telah mengakses secara ilegal terhadap dokumen terkait dengan pengembangan vaksin Covid-19, demikian menurut Reuters, diakses Kamis (10 Desember)
Sebelum pengumuman itu, European Medicines Agency (EMA), organisasi yang menilai obat-obatan dan vaksin di Uni Eropa juga mengumumkan telah menjadi target serangan dunia maya. Sayangnya, tidak ada rincian yang disampaikan ke publik.
Pfizer dan BioNTech mengatakan, tidak yakin apakah data pribadi peserta uji coba vaksin telah disusupi peretas, sedangkan EMA mengklaim bahwa serangan tersebut tidak akan mengganggu jadwal penilaian atas vaksin.
Tidak jelas kapan atau bagaimana serangan itu terjadi, siapa yang bertanggung jawab atau informasi lain apa yang mungkin telah diretas.
Pfizer dan BioNTech mengatakan bahwa mereka diberi tahu oleh EMA, bahwa “lembaganya menjadi target serangan siber dan beberapa dokumen yang berkaitan dengan pengajuan peraturan untuk calon vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech telah diakses.”
Dokumen semacam itu bisa sangat berharga bagi negara dan perusahaan lain yang terburu-buru mengembangkan vaksin.
“Ketika datang ke data yang diserahkan ke badan pengatur semacam ini, kita berbicara tentang informasi rahasia tentang vaksin dan mekanisme kerjanya, efisiensinya, risikonya dan kemungkinan efek samping yang diketahui dan aspek unik apa pun seperti pedoman penanganan,” kata Marc Rogers, pendiri grup relawan yang memerangi pelanggaran terkait Covid, CTI-League.
“Dokumen juga memberikan informasi rinci tentang pihak lain yang terlibat dalam pasokan dan distribusi vaksin dan berpotensi secara signifikan meningkatkan permukaan serangan untuk vaksin,” ia menambahkan.
Seorang juru bicara BioNTech menolak berkomentar lebih lanjut. Pfizer tidak menanggapi permintaan untuk komentar lebih lanjut.
Vaksin Pfizer-BioNTech adalah pesaing teratas dalam perlombaan global untuk melawan Covid-19.
EMA mengatakan akan menyelesaikan peninjauannya pada 29 Desember meski jadwalnya dapat berubah.
Upaya peretasan terhadap layanan kesehatan dan organisasi medis telah meningkat selama pandemi Covid-19 mulai dari mata-mata yang didukung negara hingga penjahat dunia maya yang memburu informasi.
Peretas yang terkait dengan Korea Utara, Korea Selatan, Iran, Vietnam, China, dan Rusia pada kesempatan terpisah mencoba mencuri informasi tentang virus dan kemungkinan perawatannya.
Sejumlah perusahaan pengembangan farmasi dan vaksin yang menjadi target, seperti Gilead, Johnson & Johnson, Novavax, dan Moderna, bahkan WHO pun tak lepas dari serangan peretas.[]