Soal Jual Data Lokasi Penggunanya ke Militer AS, Muslim Pro: Itu Tidak Benar!
Cyberthreat.id – Muslim Pro membantah laporan media massa yang menyebut data lokasi penggunanya dijual kepada militer Amerika Serikat.
“Laporan media yang beredar menyebutkan bahwa Muslim Pro telah menjual data pribadi penggunannya kepada militer AS. Kami menyatakan hal tersebut adalah sepenuhnya tidak benar,” tutur Muslim Pro dalam pernyataan resminya yang diunggah di situs webnya, Rabu (18 November 2020) pukul 07.12
“Muslim Pro berkomitmen untuk melindungi dan mengamankan privasi pengguna kami. Ini adalah masalah yang kami tangani dengan sangat serius,” perusahaan menambahkan.
Sebelumnya diberitakan oleh Motherboard, portal berita teknologi milik Vice Media asal AS, Muslim Pro menjual data lokasi penggunanya ke broker pihak ketiga bernama X-Mode.
X-Mode telah menjual data lokasi kepada perusahaan rekanan di bidang pertahanan, menurut situs webnya, yang akhirnya memberikan data tersebut kepada Departemen Pertahanan AS.
X-Mode mengatakan kepada Motherboard bahwa bisnisnya dengan rekanan militer "terutama difokuskan pada tiga kasus penggunaan: kontra-terorisme, keamanan siber, dan prediksi titik kasus Covid-19 di masa depan."
Berita Terkait:
- Muslim Pro Jual Data Lokasi Penggunanya ke Militer AS untuk Kontra-terorisme
- Siapa Pembuat Aplikasi Muslim Pro yang Menjual Data Lokasi Pengguna ke Militer AS?
- Kumpulkan dan Berbagi Data Pengguna, Ini Dua Perusahaan yang Digandeng Muslim Pro
- Tanggapan Pengguna Muslim Pro: Enggak Ada Akhlaknya Tuh Aplikasi!
Muslim Pro mengklaim menerapkan pengaturan keamanan standar industri dan langkah-langkah perlindungan serta memilih mitra teknologi terkemuka, “untuk menjaga data tetap aman dan terlindungi di infrastruktur cloud.”
“Kami juga terbuka dan transparan tentang informasi pribadi yang kami kumpulkan, simpan, dan proses karena kepercayaan jutaan saudara dan saudari umat Islam yang dimasukkan ke dalam Muslim Pro setiap hari berarti segalanya bagi kami,” ujar perusahaan.
“Juga untuk dicatat, setiap fitur aplikasi Muslim Pro tersedia tanpa mendaftar atau masuk. Hal ini berkontribusi pada anonimitas data yang kami kumpulkan dan proses.”
Muslim Pro hingga kini telah diunduh lebih dari 98 juta kali dan termasuk platform paling populer di kalangan umat Muslim di dunia, termasuk di Indonesia. Aplikasi ini dikembangkan oleh Bitsmedia Pte Ltd yang berkantor pusat di Singapura.
Laporan Motherboard memberikan gambaran terbaru bagaimana lembaga pemerintah dapat mengontak ke broker data pribadi untuk mengumpulkan informasi terperinci tentang pergerakan individu, termasuk warga negara.
Praktik-praktik penjualan tersebut telah lama dikritik oleh aktivis pendukung perlindungan data privasi. Perusahaan internet dan mitranya bersikeras bahwa “pergerakan orang-orang dianonimkan dan tidak terikat secara langsung dengan identitas mereka.
Namun, beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa mudah untuk membongkar anonimitas data lokasi dan mengaitkannya kembali ke setiap pengguna, tulis Business Insider.[]