Kepala BSSN: Serangan Siber dalam Bentuk Hoaks Lebih Merusak

Ilustrasi | Foto: freepik.com

Cyberthreat.id – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, mengatakan, Indonesia harus waspada terhadap serangan siber yang menyerang positional asset karena dapat memecah persatuan bangsa.

Menurut Hinsa, serangan siber tersebut berbentuk ancaman yang menyerang teknologi informasi dan komunikasi. Serangan siber ini dengan penyebaran informasi yang dapat berpengaruh terhadap berbagai peranan dan tatanan yang ada di Indoensia.

"Tidak akan ada armada dari negara tertentu yang tiba-tiba melakukan serangan siber terhadap Indonesia, justru yang harus menjadi perhatian kita saat ini adalah serangan siber dalam bentuk informasi," ujar Hinsa dalam acara bertajuk “Government 4.0 Week: Fondasi Keamanan Siber Untuk Layanan Pemerintah yang Aman”, Senin (16 November 2020).

Hinsa mengatakan, serangan siber tersebut berbentuk hoaks atau informasi yang disebarkan secara masif di ruang siber unutuk mengubah pendapat, opini, sikap, dan motivasi seseorang atau kelompok masyarakat.

Terlebih dengan kemajuan teknologi dan kondisi ruang siber saat ini, informasi dapat disebarkan secara masif dan cepat, dengan dampak yang cukup signifikan.

"Dampaknya bisa sangat luar biasa, salah satunya penyebaran hoaks yang dapat menimbulkan demonstrasi, kemudian ada yang namanya sesat informasi," tutur Hinsa.

Hinsa mengatakan, saat ini “informasi menjadi bagian alutsista dalam hal pertahanan negara”. Selain itu fenomena perang informasi ini ada diberbagai negara, salah satunya di Timur Tengah, yang menyebabkan perpecahan di negara tersebut. Untuk itu, Indonesia harus mewaspadai perang informasi ini agar tidak menjadi sumber perpecahan bangsa.

"Kita harus waspada dan jangan sampai ini terjadi di Indonesia, dan memecah persatuan di Indonesia."[]

Redaktur: Andi Nugroho