Twitter Tandai Cuitan Donald Trump yang Merasa Dicurangi di Pilpres 2020

Ilustrasi via newworldtv.co

Cyberthreat.id - Twitter memberi tanda peringatan khusus pada sebuah cuitan Donald Trump yang menyebut dirinya dicurangi dalam Pilpres Amerika Serikat 2020.

Cuitan itu dibuat sebelum rekapitulasi perhitungan suara selesai. Tak lama, Trump juga  mengklaim mengungguli pesaingnya, Joe Biden. Sementara hasil perhitungan sementara hingga sore ini menunjukkan Biden mengungguli Trump dengan perolehan suara elektoral 227, dan Trump 213.

"Sebagian atau semua konten yang disebarkan dalam Tweet ini diperdebatkan dan mungkin memberikan informasi menyesatkan tentang cara berpartisipasi dalam pemilu atau proses kemasyarakatan lainnya," tulis Twitter menutup cuitan Trump yang menggunakan akun @realDonaldTrump, Rabu (4 November 2020).

Namun begitu, Twitter menyediakan opsi "Lihat" bagi yang ingin membaca cuitan Trump. Ketika diklik, muncul isi cuitan Trump yang jika diterjemahkan berbunyi,"Kami menang besar, tapi mereka mencoba mencuri Pemilu. Kita tidak akan membiarkan mereka melakukannya. Suara tidak dapat diberikan setelah Jajak Pendapat ditutup!"  

Twitter menjelaskan lebih jauh konteks peringatan lewat akun @TwitterSafety. Disebukan,"Kami memberi peringatan pada Tweet dari @realDonaldTrump karena membuat klaim yang berpotensi menyesatkan tentang pemilu. Tindakan ini sejalan dengan Kebijakan Integritas Sipil kami," tulis @TwitterSafety seraya melampirkan tautan tentang kebijakannya yang dilanggar Trump.

Kebijakan yang dimaksud melarang postingan yang bersifat menyesatkan terkait partisipasi pemilu, tekanan dan intimidasi, penyesatan soal hasil pemilu, penyesatan atau kekeliruan terkait afiliasi politik.

Mendapat peringatan itu, pendukung Donald Trump melancarkan protes. Mereka menuding Twitter menyensor Trump, tetapi membiarkan postingan serupa dari Joe Biden.[]