Ini Komentar Kemkominfo Soal Mata Uang Libra Facebook
Jakarta, Cyberthreat.id - Kementerian Komunikasi dan Informatika RI angkat bicara soal Libra, mata uang digital atau kriptokurensi (cryptocurency) milik Facebook.
Plt Kepala Biro Humas Kemenkominfo, Ferdinandus Setu, mengaku telah mendengar wacana kehadiran Libra. Andaikata, Libra masuk Indonesia dan diakui, kewenangan Kemkominfo sebatas kemanan (security) dari sisi platform, sedangkan regulasinya berada di tangan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
“Dan, itu jelas sudah diatur dalam UU ITE dan PP 82 tahun 2012 soal kemanan transaksi elektronik,” kata Ferdinanus di Jakarta, Senin, (24 Juni 2019).
Menurut Nando, sapaan akrab Ferdinandus, segala sesuatu yang berkaitan dengan transaksi elektronik, sudah ada payung hukumnya yaitu di UU ITE dan PP 82/2012. “Yang terpenting adalah, layanan itu harus aman, handal, dan terpercaya,” jelas Nando.
Nando mewanti-wanti pihak Facebook agar jangan sampai layanan keuangan digital tersebut merugikan pengguna. Jika terdapat layanan yang justru merugikan pengguna, Facebook harus bertanggungjawab atas kerugian tersebut.
“Jadi, kalau ada serangan, virus, malware dan sebagainya yang dapat merugikan pengguna, itu tanggung jawab Facebook. Saya kira BI maupun OJK, sebelum mengeluarkan izin tentu ada kajian yang mendalam. Nanti pasti ada rekomendasi dari Kemkominfo,” ujar Nando.
Persoalan menjadi lain, jika mata uang tersebut hanya digunakan pada paltform Facebook saja, seperti pembelian game, voucher, dan lainnya. Menurut dia, hal itu tidak terlalu menjadi isu yang krusial.
Namun, jika sudah melibatkan banyak merchant dan melibatkan banyak platform, isunya akan sangat krusial dan mendalam.
“Karena ini soal kemanan pengguna. Apalagi pengguna Facebook di Indonesia banyak. Tidak hanya Facebook, ada pengguna media sosial lainnya juga. Jadi, itu sudah masuk dalam isu transaksi elektronik,” tegas Nando.
Juru Bicara Facebook Indonesia ketika diminta konfirmasi enggan menjelaskan secara detail terkait kehadiran Libra. Pihaknya mengaku sedang menantikan pengumuman kahadiran Libra oleh Asosiasi Libra.
Redaktur: Andi Nugroho