Asosiasi Telekomunikasi Eropa: Tak Perlu Melarang Vendor 5G China
Cyberthreat.id – Asosiasi Telekomunikasi Kompetitif Eropa (ECTA) menyatakan agar Eropa tidak perlu melarang vendor perangkat telekomunikasi asal China.
Pelarangan dengan alasan politik justru akan berimbas pada biaya dan menunda peningkatan (upgrade) jaringan, kata ECTA pada Jumat (15 Oktober 2020) seperti dikutip dari Reuters.
ECTA mengkritik setiap larangan pemasok 5G China karena alasan geopolitik dan menekankan bahwa keputusan tersebut hanya dapat dibenarkan atas dasar fakta yang mapan.
Posisi Huawei Technologies, vendor telekomunikasi 5G asal China, di Eropa mendapat tekanan dari pemerintah Amerika Serikat. Propaganda Gedung Putih kepada para sekutunya untuk membersihkan Huawei dari jaringan 5G karena dapat digunakan pemeritnah China untuk memata-matai. Berkali-kali tudingan itu dibantah oleh Huawei.
Pernyataan ECTA muncul setelah Prancis memberlakukan pembatasan pada peralatan Huawei, menurut sumber Reuters yang mengetahui masalah tersebut merupakan larangan de-facto.
Alasan politik juga membayangi keputusan pekan lalu oleh operator telekomunikasi Belgia, Orange dan Proximus. Mereka akhirnya beralih dari perangkat 5G Huawei ke Nokia.
Direktur Umum ECTA Luc Hindryckx mengatakan pernyataan tersebut mencerminkan kekhawatiran para anggotanya bahwa penerapan pendekatan umum Uni Eropa untuk menilai risiko vendor - yang dikenal sebagai “Toolbox” - membuat semakin banyak negara anggota memberlakukan "larangan aktual atau de-facto" pada vendor Cina.
Pengecualian terhadap Huawei dan ZTE, atau vendor China lainnya, menurut ECTA, hanya akan menyisakan pemasok perangkat telekomunikasi pada tiga pilihan untuk skala global, yaitu Nokia, Ericsson, dan Samsung.
“Penurunan jumlah pemasok di seluruh dunia dari lima menjadi tiga tidak hanya akan berdampak pada sektor telekomunikasi dengan meningkatkan biaya, berdampak negatif terhadap kinerja, menunda penyebaran jaringan 5G dan membatasi potensi inovasi,” kata ECTA.[]