PawonSemarMall, E-Koperasi untuk Perkuat Silaturahmi
Jakarta, Cyberthreat.id - Paguyuban Wong Semarang (Pawon Semar) akan meluncurkan e-commerce PawonSemarMall untuk warga Semarang yang ada di Jakarta dan Semarang.
Konsep e-commerce mereka cukup unik karena mengutamakan keanggotaan koperasi Pawon Semar sebagai mesin penggerak.
Sebagai koperasi, PawonSemarMall memiliki iuran pokok dan iuran wajib yang akan menjadi kekuatan e-commerce ke depan. Cara ini mengadopsi konsep serupa di Inggris yang disebut Go Cooperative.
Ketua Umum Pawon Semar, Mayjen (Purn) Hendardji Soepandji, menyebut PawonSemarMall sebagai marketplace bagi orang Semarang. Ia mengatakan kekuatan komunitas Pawon Semar sebagai koperasi yang akan membangun e-commerce.
Kekuatan komunitas, kata Hendardji, membedakan PawonSemarMall dengan startup raksasa nasional seperti Tokopedia dan Bukalapak yang baru memiliki kekuatan komunitas setelah perusahaan membesar.
"Jadi kami sudah punya komunitas lebih dulu. Ini akan menjadi kekuatan warga Semarang yang ingin memperkuat silaturahmi lewat e-commerce di era digitalisasi," kata Hendardji di acara Halalbihalal Pawon Semar 2019 di Taman Mini, Jakarta, Minggu (23/06/2019) malam.
Saat ini jumlah keanggotaan koperasi Pawon Semar baru sekitar 250 orang dari perkiraan 20 ribu warga Semarang yang ada di Jakarta. Sementara Paguyuban baru memiliki 400 anggota dengan 13 kepengurusan Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).
Itu artinya masih banyak pekerjaan pengurus Pawon Semar untuk mengajak warga bergabung ke e-koperasi. Hendardji menegaskan, meskipun terdengar ekslusif, tapi target pasar dan wilayah kerja PawonSemarMall nantinya bersifat nasional.
"Kami akan memajukan ini perlahan. Sekarang anggota koperasi baru ratusan orang ditambah warga Kota Semarang sekitar 1,6 juta juga akan kami ajak ikut serta, tapi secara umum ke depan, kami ingin ini nasional," ujarnya.
Literasi Digital
Ketua Koperasi Pawon Semar, Setyo Edy, mengakui salah satu persoalan yang akan dihadapi ke depan adalah literasi digital. Tidak mudah mengajak ribuan UMKM atau puluhan ribu anggota untuk Go Online atau menjadikan usahanya berhubungan dengan teknologi.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyatakan, sampai awal 2019 baru sekitar 10 persen dari total 60 juta UMKM Indonesia yang Go Online. Artinya 54 juta UMKM harus diberikan literasi agar bisa mengakses teknologi.
"Literasi memang tantangan tersendiri," kata Setyo Edy.
Sebagai Paguyuban Pawon Semar rutin melakukan pertemuan anggota dan warganya. Di setiap pertemuan itu akan diadakan literasi digital sekaligus mengajak warga Semarang untuk menjadi anggota.
Rencananya, aplikasi baru bisa digunakan dalam satu atau dua bulan ke depan.
Setyo juga telah mengajak kerjasama Dinas Koperasi dan UMKM Kota Semarang untuk turut serta. Saat ini terdapat sekitar 16 ribu UMKM di Kota Semarang yang mayoritas belum Go Online.
"Nanti kami adakan pelatihan dan pendidikan bagaimana menerapkan e-commerce, bagaimana marketing digitalnya dan akses teknologi seperti apa," ujarnya.