Inggris Sebut Huawei 'Gagal' Penuhi Standar Keamanan Perangkat

Ilustrasi jaringan 5G. | Foto: Huawei via BBC

Cyberthreat.id – Huawei Technologies, perusahaan telekomunikasi China, dinilai telah "gagal" untuk memenuhi standar keamanan perangkat yang digunakan untuk jaringan telekomunikasi di Inggris.

Demikian sebuah laporan yang diterbitkan oleh Dewan Pengawas yang dibentuk pemerintah Inggris untuk menilai Huawei, pekan lalu, seperti dikutip dari BBC, yang diakses Senin (5 Oktober 2020).

Menurut laporan itu, Pusat Keamanan Siber Nasional (NCSC) Inggris tak melihat bukti bahwa Huawei telah membuat perubahan signifikan dalam menyelesaikan masalah yang ada.

“Meskipun sejumlah perbaikan telah dilakukan, tidak ada keyakinan bahwa hal itu bersifat berkelanjutan,” tulis BBC mengutip laporan itu.

Peralatan Huawei telah digunakan di Inggris selama satu setengah dekade.

Sejak 2010, Pusat Evaluasi Keamanan Siber Huawei (HCSEC), yang berbasis di Banbury, telah ditugaskan untuk memeriksa produk infrastruktur telekomunikasinya.

Dewan Pengawas kemudian memeriksa pekerjaan HCSEC dan melapor ke Penasihat Keamanan Nasional Inggris setiap tahun.

Pada laporan tahun lalu menimbulkan kekhawatiran serius tentang standar peralatan dan perangkat lunak Huawei dan tidak ada perubahan besar dalam penilaian terbaru.

Laporan baru mengeluhkan bahwa Huawei belum meyakinkan bahwa mereka dapat menyelesaikan upaya tepat waktu.

Secara khusus, laporan itu menyoroti "praktik pengkodean yang buruk" dan mengatakan ada "berbagai bukti" bahwa karyawan tidak mengikuti pedoman Huawei sendiri.

Pada Juli lalu, pemerintah Inggris memutuskan untuk mendepak Huawei dari proyek jaringan telekomunikasi 5G. Perusahaan diminta untuk mencabut segala perangkatnya paling lambat akhir 2027.

Keputusan itu atas desakan Amerika Serikat yang berpendapat bahwa menggunakan peralatan Huawei menciptakan risiko negara China melakukan spionase atau sabotase. Berkali-kali, Huawei membantah tudingan ini.

Respons Huawei

Menanggapi laporan itu, Huawei menuturkan,justru laporan itu menunjukkan bahwa perusahaan bersikap terbuka.

Huawei berpendapat bahwa rencana tersebut masih dalam tahap awal dan peningkatan nyata dan baru terlihat dalam laporan di masa mendatang.

"Laporan tersebut mengakui bahwa sementara proses transformasi perangkat lunak kami masih dalam tahap awal, kami telah membuat beberapa kemajuan dalam meningkatkan kemampuan rekayasa perangkat lunak kami," kata juru bicara Huawei.

Meski perusahaan sekarang memiliki prospek terbatas di Inggris, Huawei masih berharap untuk menjual perangkat 5G-nya ke bagian lain Eropa.

Pekan lalu, Kepala Bisnis Huawei di Italia, Luigi De Vecchis, mempersilakan negara-negara yang selama ini sangsi terhadap Huawei untuk memeriksa lebih dalam.

"Kami akan membuka bagian dalam kami, kami siap untuk dibedah guna menanggapi semua tekanan politik ini," kata Luigi De Vecchis.


Baca: