DISKUSI BSSN-HUAWEI: CYBERSECURITY FOR IoT
BSSN Tengah Bahas Standardisasi Keamanan Perangkat IoT
Cyberthreat.id – Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sedang berusaha mengembangkan standar keamanan perangkat-perangkat terkoneksi internet (Internet of Things/IoT) untuk di Indonesia.
“Sampai saat ini kita belum punya, kita berusaha mengembangkan standarnya, standar keamanan dari IoT,” kata Anton Setiawan, Direktur Proteksi Ekonomi Digital BSSN, dalam acara talkshow daring BSSN-Huawei Cyber Scout Hunt bertajuk “Cybersecurity for IoT”, Kamis (1 Oktober 2020).
Ia pun memberi contoh risiko pemanfaatan perangkat IoT seperti CCTV. Kini CCTV tidak lagi dipasang dengan kabel, tapi telah bersifat mobile, bisa ditaruh di mana saja, lalu dihubungkan dengan ponsel.
Ketika penggunanya tidak melindungi perangkat, hal itu akan memberikan celah kepada orang lain untuk melihat kondisi rumah dan itu sangat berbahaya.
Dari situlah, latar belakang mengapa BSSN ingin mengembangkan standar perlindungan perangkat IoT. “Supaya bisa menjaga penggunaan teknologi IoT ini dengan baik,” ujar dia.
Kelemahan IoT
Menurut Anton, mengutip laporan dari Open Web Application Security Project (OWASP) 2018, kelemahan yang paling tinggi dalam pemanfaatan teknologi IoT ini terletak pada sisi pengguna.
“Kelemahan yang paling tinggi di pengguna, seperti penggunaan password yang lemah,” ujar Anton.
Untuk mengidentifikasi adanya serangan terhadap perangkat IoT, secara sederhana, kata dia, bisa dengan melihat apakah ketika perangkat tidak digunakan, ternyata baterainya cepat habis.
Ada sembilan kelemahan teratas laina dari IoT berdasarkan laporan OWASP, antara lain:
- layanan jaringan yang tidak aman
- antarmuka ekosistem yang tidak aman
- kurangnya mekanisme pembaruan yang aman
- penggunaan komponen yang tidak aman atau usang
- perlindungan privasi tidak memadai
- transfer dan penyimpanan data tidak aman
- kurangnya manajemen perangkat
- pengaturan default yang tidak aman
- kurangnya physical hardening.
Kapabilitas SDM
Anton juga menyinggun terkait pengembangkan kapabilitas sumber daya manusia Menurut dia, BSSN telah bekerja sama dengan berbagai pihak untuk mengembangkan kapabilitas SDM, salah satunya dengan Huawei.
Menurut Anton, pengembangan kapabilitas SDM adalah prioritas utama karena teknologi akan bisa dikuasai dan dikembangkan kalau SDM-nya memang unggul.
BSSN sendiri, kata dia, mendorong dalam pengembangan SDM dengan membangun standar kompetensi kerja nasionalIindonesia bidang keamanan siber.
“Kita harus kerja sama dengan siapapun pihak yang punya teknologi untuk menyerap, termasuk hari ini dengan Huawei,” ujar dia.[]
Redaktur: Andi Nugroho