Wamenlu AS: Eropa Tak Usah Pakai Huawei dan ZTE

Huawei | Foto: The Verge

Cyberthreat.id – Wakil Menteri Luar Negeri Amerika Serikat untuk urusan ekonomi, Keith Krach, meminta agar Eropa tak usah memakai perangkat Huawei dan ZTE untuk jaringan 5G.

Ia menilai bahwa perusahaan telekomunikasi asal China itu bagian dari spionase pemerintah China.

Ia mengatakan hal itu untuk mengingatkan kepada Jerman dan Italia yang sedang mempertimbangkan terkait proyek jaringan 5G, demikian seperti dikutip dari Reuters, Selasa (29 September 2020).

Menurut Krach, Nokia dari Finlandia dan Ericsson dari Swedia adalah perusahaan yang harus dipilih pemerintah Eropa.

“Huawei adalah ‘tangan dari negara pengawas Partai Komunis China dan alat untuk pelanggaran hak asasi manusia’," kata Krach dalam acara yang digelar lembaga think-tank German Marshall Fund.

Huawei berulang kali membantah tudingan AS bahwa peralatannya untuk jaringan 5G dapat digunakan untuk memata-matai dan terkoneksi ke pemerintah China.

Krach, yang telah mengadakan pembicaraan dengan para eksekutif dan pejabat Jerman, juga menuding Huawei dengan tindakan keras keamanan China di Hong Kong dan penindasan terhadap Muslim Uighur.

Namun, ia tidak memberikan bukti apa pun selama pidato daringnya itu.

Dia mengatakan pemakaian Huawei dalam jaringan seluler 5G Eropa akan membahayakan aliansi NATO.

“Vendor tidak tepercaya dan berisiko tinggi seperti Huawei dan ZTE memberi pemerintah otoriter Partai Komunis China kapasitas untuk mengganggu atau mempersenjatai aplikasi kritis dalam infrastruktur atau memberikan kemajuan teknologi kepada pasukan militer China,” kata Krach.

Italia dan Jerman sedang mendiskusikan apakah akan mengizinkan Huawei untuk berperan dalam membangun jaringan 5G negara, setelah Inggris dan Prancis melarang perusahaan China tersebut.[]